KECERDASAN INTERPERSONAL
KECERDASAN INTERPERSONAL
2.1.1 Pengertian
Kecerdasan Interpersonal
Manusia sebagai mahluk sosial, mereka membutuhkan orang
lain untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Pada kenyataannya tidak semua individu dapat menjalin
hubungan yang baik dengan individu lain. Untuk mendukung terjalinnya hubungan
yang baik tersebut, kecerdasan interpersonal ini menjadi penting karena pada
dasarnya manusia tidak bisa menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup seseorang
terkait dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal
didefinisikan sebagai kemampuan meresepsi dan membedakan suasana hati, maksud,
motivasi, serta perasaan orang lain, serta kemampuan membeirkan respon secara
tepat terhadap suasana hati, tempramen, motivasi, dan keinginan orang lain
Armstrong (Musfiroh, 2010:7.3).
Gardner dan Checkly (Yaumi & Ibrahim,
2013:20) menyatakan bahwa Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memahami
pikiran, sikap, dan prilaku orang lain. Sikap-sikap yang ditunjukkan oleh anak
dalam kecerdasan interpersonal sangat menyejukkan dan penuh kedamaian. Kecerdasan interpersonal adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan
dengan kepekaan dalam membedakan dan merespon perilaku yang ditampilkan orang
lain. Kemunculan kecerdasan ini dapat dilihat dari kemampuan menggerakkan dan
berkomunikasi dengan orang lain, bekerja sama dalam tim, disenangi oleh
orang-orang lain yang berada disekitarnya (Lilis & Novi Merlina, 2008: 15).
Sedangkan menurut Sujiono (2009:192) mengatakan bahwa kecerdasan interpersonal adalah berfikir lewat berkomunikasi dengan
orang lain. Ini mengacu dengan
keterampilan manusia, dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain.
Mork (Yaumi &
Ibrahim, 2013:128) mengatakan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan
untuk membaca tanda dan isyarat sosial, komunikasi verbal dan non verbal dan
mampu menyesuaikan daya komunikasi secara tepat. Kecerdasan interpersonal
adalah kecerdasan untuk memahami hal-hal yang terjadi pada dirinya. Kecerdasan
ini ditandai dengan kemampuan untuk mengungkap perasaan atau isi hati.
Kecerdasan ini dapat dikembangkan dengan cara anak-anak diminta untuk
mengungkapkan apa yang terjaadi dan apa yang dirasakan (Mulyasa, 2012:58).
Berdasarkan beberapa pernyataan di
atas, kecerdasan interpersonal atau bisa dikatakan sebagai kecerdasan sosial dapat
diartikan suatu kemampuan atau keterampilan seseorang yang
dibutuhkan untuk berinteraksi dalam membaca
tanda, isyarat dan situasi sosial atau dengan kata lain kemampuan berkaitan dengan kepekaan dalam
membedakan dan merespon perilaku yang ditampilkan orang lain. Dua tokoh dari psikologi inteligensi
yang secara tegas menegaskan adanya kecerdasan interpersonal ini adalah
Thorndike dengan menyebutnya sebagai kecerdasan sosial. Sedangkan Howard
Gardner yang menyebutnya sebagai kecerdasan interpersonal. Baik kata sosial
ataupun interpersonal hanya istilah penyebutannya saja, namun kedua kata
tersebut menjelaskan hal yang sama yaitu kemampuan untuk menciptakan, membangun
dan mempertahankan suatu hubungan antar pribadi (sosial) yang sehat dan saling
menguntungkan.
2.1.2
Dimensi-dimensi Kecerdasan Interpersonal
Mork (Yaumi &
Ibrahim, 2013:20) menekankan pada empat dimensi penting dari kecerdasan interpersonal yang
perlu digunakan dalam membangun komunikasi. Keempat dimensi penting tersebut,
mencakup:
1)
Membaca Isyarat Sosial
Memerhatikan penuh bagaimana orang lain berkomunikasi, memahami
komunikasi verbal dan non-verbal yang digunakan dalam berinteraksi (seperti
bersandar, menyentuh lengan, tatapan, tertawa, senyum, dan sebagai komunikasi
non-verbal lainnya), memerhatikan keberhasilan dan ketidak berhasilan
komunikasi untuk menentukan apa yang sesungguhnya membuat komunikasi berjalan atau
tidak berjalan dengan baik.
2)
Memberikan Empati
Mencoba memosisikan diri berada pada perspektif orang lain ketika
berdiskusi tentang sesuatu khususnya jika ingin berkolaboratif dengan orang
tersebut, membuat keputusan atau menyelesaikan konflik, mengajukan pertanyaan
untuk mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan oleh orang tersebut dalam suatu
situasi. Membandingkan keinginan kita dengan keinginan orang itu, kemudian
mencari kesamaan yang dapat dikembangkan.
3)
Mengontrol Emosi
Jika merasa sedikit panas atau tegang tentang topik yang sedang
dibicarakan, sebaiknya melangkah sedikit ke belakang untuk mendinginkan
suasana, kemudian melanjutkan pembicaraan (mengambil nafas dalam-dalam,
memimnta pamit untuk ke kamar kecil, atau mungkin menanyakan secarik kertas
untuk mencatat apa yang telah dibicarakan sebelumnya).
4)
Mengekspresikan Emosi Pada
Tempatnya
Mengetahui kapan saatnya mengungkapkan rasa iba dan kasih sayang,
hubungan emosional, atau mengungkapkan emosi yang positif. Mempelajari
bagaimana, membagi senyum, memberi pujian, mengungkapkan pembicaraan yang
hangat, mencari hal-hal yang disukai pada orang lain, dan mengungkapkan secara
verbal segala pikiran positif. Mempelajari model hubungan interpersonal yang
telah diperankan oleh orang-orang yang berhasil. Meniru spirit dan tindakan
mereka ketika membangun hubungan interpersonal dalam suatu tim atau kelompok.
Lingkungan sekolah, model komunikasi interpersonal yang menekankan
pada elemen-elemen membaca isyarat sosial, memberikan empati, mengontrol emosi,
dan mengekspresikan emosi pada tempatnya sebagaimana dijelaskan di atas
khususnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan aktivitas pembelajaran yang dikembangkan. Dengan menerapkan model
komunikasi interpersonal tersebut, peserta didik diarahkan untuk mengembangkan
kecerdasan interpersonal sehingga berhasil dalam menjalankan tugas sesuai
dengan bidang masing-masing.
2.1.3
Indikator Kecerdasan Interpersonal
Menurut Musfiroh (2010:7.4) mengatakan
bahwa individu yang cerdas dalam interpersonal memiliki beberapa atau sebagian
besar indikator kecerdasan yaitu:
1) Sering didatangi orang untuk dimintai nasihat atau
saran, baik di lingkungan tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal;
2) Lebih memilih kegiatan yang membutuhkan kerja tim.
Dalam berolahraga lebih memilih olahraga kelompok;
3) Cenderung meminta tolong atau berbicara dengan
orang lain ketika menghadapi maslaah daripada berusaha menyelesaikan masalah
sendirian;
4) Memiliki banyak teman, sekurang-kurangnya tiga
orang;
5) Lebih menyukai permainan bersama untuk mengisi
waktu luang;
6) Menyukai tantangan untuk mengajar orang lain atau
sekelompok orang tentang hal-hal yang dikuasai;
7) Menganggap diri sendiri sebagai pemimpin atau
dianggap pemimpin oleh orang lain;
8) Senang atau
menikmati berada di tengah keramaian;
9) Senang terlibat dalam kegiatan sosial yang
berkaitan dengan pekerjaan, tempat ibadah, atau lingkungan tempat tinggal;
10) Lebih memilih mengisi waktu dalam dengan pesta
atau diskusi daripada tinggal sendirian di rumah.
2.1.4
Karakteristik Kecerdasan Interpersonal
Menurut Yaumi
& Ibrahim (2013: 132) menyatakan bahwa secara khusus karakteristik orang yang memilki
kecerdasan interpersonal adalah:
1)
Belajar dengan sangat baik
ketika berada dalam situasi yang membangun interaksi antara satu dan yang
lainnya.
2)
Semakin banyak hubungan dengan
orang lain, semakin bahagia.
3)
Sangat produktif dan berkembang
dengan pesat ketika belajar secara kooperatif dan kolaboratif.
4)
Ketika menggunakan interaksi
jejaring sosial, sangat senang dilakukan melalui chatting dan teleconference.
5)
Merasa senang berpartisipasi
dalam organisasi-organisasi sosial keagamaan dan politik.
6)
Sangat senang mengikuti acara talkshow di tv dan radio.
7)
Ketika bermain atau
berolahraga, sangat pandai bermain secara tim daripada bermain sendirian.
8)
Selalu merasa bosan dan tidak
bergairah ketika bekerja sendiri .
9)
Selalu melibatkan diri dalam
klub-klub dan berbagai aktivitas ekstrakulikuler.
10)
Sangat peduli dan penuh perhatian
pada masalah-masalah dan isu-isu sosial.
Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang kuat
cenderung mampu beradaptasi dan bersama-sama dengan orang lain, di samping itu
orang tersebut dapat memimpin dengan baik ketika ditunjuk menjadi seorang pemimpin.
Juga, mampu memahami pandangan orang lain ketika hendak bernegosiasi, membujuk,
mendapatkan informasi.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 58 tahun 2009 bahwa pengembangan kecerdasan interpersonal dapat
juga dikaitkan dengan kecerdasan sosial emosional, mencakup aspek dan indikator
sebagai berikut:
Tabel
2.2
Aspek
dan Indikator Kecerdasan Interpersonal
Aspek
|
Indikator
|
|
1.
Bersikap Kooperatif dengan
teman
|
·
Dapat melaksanakan tugas
kelompok
·
Dapat bekerjasama dengan
teman
·
Mau bermain dengan teman
|
|
2.
Menunjukan sikap toleran
|
·
Mau meminjamkan miliknya
·
Mau berbagi dengan teman
·
Saling membantu sesama teman
|
|
3.
Mengekspresikan emosi yang
sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, dan sebagainya).
|
·
Sabar menunggu giliran
·
Senang ketika mendapatkan
sesuatu
·
Antusias ketika melakukan
kegiatan yang diinginkan
|
|
4.
Mengenal tata krama dan sopan
santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat
|
·
Memberi dan membalas salam
·
Berbicara dengan tidak
berteriak
|
|
5.
Memahami peraturan
|
·
Datang ke sekolah tepat waktu
·
Mentaati aturan/tata tertib
di kelas
·
Mentaati aturan permainan
|
|
6.
Menunjukan rasa empati
|
·
Menghibur teman yang sedih
·
Mendoakan teman yang sakit
·
Suka menolong
·
Mau memberi dan menerima maaf
|
|
7.
Memiliki sikap gigih (tidak
mudah menyerah)
|
·
Melaksanakan tugas sendiri
sampai selesai
·
Dapat menerima kritik
·
Mempunyai sikap kemandirian.
|
|
8.
Bangga terhadap hasil karya
sendiri
|
·
Menunjukan kebanggaan
terhadap hasil karyanya
|
|
9.
Menghargai keunggulan orang
lain
|
·
Menghargai pendapat orang
lain.
·
Menghargai hasil karya teman
atau orang lain
|
(Permen Diknas
No.58 tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, 2009:11)
Tidak ada komentar: