Ads Top

FILOSOFI HIDUP SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE



FILOSOFI HIDUP SEPI ING PAMRIH RAME ING  GAWE
Oleh
Zaki Fahrizal

Menyoal Banten berarti menyoal Serang. Bagaimana tidak, cikal-bakal berdirinya Provinsi Banten merupakan adanya Kabupaten Serang. Sembilan tahun yang lalu, masyarakat Kota Serang dan Kabupaten Serang masih menyatu. Tetapi karena adanya pemekaran dan Undang-undang Otonomi Daerah, sekarang Serang terbagi menjadi dua, yakni Kota Serang dan Kabupaten Serang. Meskipun terbagi menjadi dua hal itu tidak menyurutkan kebanggan saya menjadi manusia yang lahir di Serang. Membicarakan Kabupaten Serang ada hal yang menarik bagi saya. Tepat di bawah lambang pohon beringin dan lambang air terdapat lambang syal bertuliskan “Sepi Ing Pamrih Rame Ing  Gawe”. Dalam beberapa kesempatan, saya juga sering mendapati slogan tersebut dalam beberapa pertunjukan seni budaya. Aktor atau penari sering mengucap slogan “Sepi Ing Pamrih Rame Ing  Gawe” dengan menggebu-gebu sehingga saya sebagai penikmat pertunjukan mendapat kesan yang mendalam.
Singkat cerita, “Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe” dari beberapa literatur kalimat ini merupakan salah satu semboyan luhur yang tertanam dalam tradisi masyarakat sejak zaman Majapahit. “Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli” artinya sepi dalam pamrih, ramai (rajin/banyak) dalam bekerja, cepat dalam mendahului, tinggi tanpa melebihi merupakan tanda salah satu kebutuhan lahiriah manusia untuk memaknai dinamika kehidupan bahkan setara dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papan.  Selain “Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe”, Kabupaten Serang juga memiliki semboyan “Gawe Kuta Baluwarti Bata Kalawan Kawis”. “Gawe Kuta Baluwarti Bata Kalawan Kawis” yang berarti membangun kota dengan batu bata dan karang juga turut andil dalam memaknai dinamika kehidupan masyarakat Banten. Tidak hanya membangun secara lahiriah saja, tetapi batiniah masyarakat Banten sejak dahulu sudah dikuatkan melalui pondasi agama yang kental.
“Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe” merupakan sesuatu yang ditanamkan oleh pendiri Kabupaten Serang dan menjadi Semboyan. Meskipun slogan milik Kabupaten Serang, Pemerintah Provinsi Banten juga dapat menggunakannya sebagai filosofi hidup. Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe” adalah merupakan slogan pembakar semangat dan kalimat motivasi dalam banyak aktivitas, bukan hanya ditunjukkan untuk kalangan birokrasi saja, namun hendaknya harus menjadi karakter seluruh masyarakat Provinsi Banten.
Pemerintah Provinsi Banten harus membaca kembali “Sepi Ing Pamrih Rame Ing  Gawe” ini. Bukan hanya Gubernur dan Wakil Gubernur namun kita semua seluruh warga Banten memulainya. Pengalaman berbagai suku dan bangsa telah membuktikan bahwasanya dalam mengembangkan peradaban atau tatanan nilainya selalu beranjak dari dari akar-akar budaya yang ada dan berkembang. Jepang dan Korea secara khusus menempatkan budaya asal sebagai titik sentral perubahan. Apa warisan budaya Provinsi Banten yang dapat dikembangkan? Jawabannya yaitu menerapkan filosofi hidup  “Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli” dan “Gawe Kuta Baluwarti Bata Kalawan Kawis”.
Diusianya yang 17 tahun ini, Provinsi Banten harus lebih maju lagi, tidak hanya membangun pusat perkantoran megah, rumah pejabat yang mewah dengan uang rakyat yang milyaran rupiah. Namun juga harus mampu mendorong dan menciptakan program-program yang prorakyat sehingga mempunyai efek kesejahteraan terhadap masyarakat sekitar. Selain itu, Provinsi Banten juga harus lebih kuat lagi dalam hal mental spiritual. Gagah secara fisik namun tidak mudah rapuh dan tunduh dalam psikis.

Saya meyakini, jika “Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe” mendapatkan porsi yang sesuai, bukan tidak mungkin kita tidak akan mengenal yang namanya korupsi, kolusi, nepotisme, ketimpangan sosial antara si kaya dan si miskin, atau hal-hal negatif lainnya. Kita yakini bahwa kalimat ini memiliki makna dan memiliki cita-cita yang ideal bagi kehidupan bermasyarakat. Persoalan-persoalan sekecil apapun yanng dapat menghambat harus segera dapat diatasi Pemerintah Provinsi Banten guna mewujudkan Provinsi Banten yang maju dan sejahtera berlandaskan iman dan taqwa. (*)


*Dimuat dalam kolom opini Harian Tangsel Pos, Selasa 23 Januari 2018

Tidak ada komentar:

zakifahrizal. Diberdayakan oleh Blogger.