Ads Top

KARANGAN NARASI (PENGERTIAN, CIRI-CIRI, CONTOH, LANGKAH-LANGKAH MENULIS, PENILAIAN MENULIS NARASI)

2.1.1        Pengertian Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang mengisahkan suatu peristiwa (kejadian) disusun secara sistematis dengan menonjolkan pelaku dari waktu ke waktu (Hasani, 2013: 31). Pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa karangan adalah karangan kisahan yang ditulis berdasarkan urutan terjadinya suatu peristiwa atau kisah tersebut dari awal sampai akhir. Menurut Finoza (2009:222) karangan narasi (berasal dari narration=bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung salam satu kesatuan waktu.
Menurut Mahsun (2014:27) mengatakan bahwa naratif merupakan teks atau karangan yang menceritakan kejadian. Piranti yang dugunakan berupa pengulangan/repetisi, anaforis, konjungsi, penghubung antarparagraf: setelah beberapa saat, sesaat kemudian, oleh karena itu, setelah pamitan, setelah selesai dan lain-lain dimanfaatkan untuk mengikat keseluruhan unsur pengisi struktur teks atau karangan menjadi satu kesatuan. Menurut Dalman (2014:105) mengatakan bahwa narasi aadalah cerita. Cerita ini berdasarkan pada urutan-urutan suatu atau serangkaian kejadian atau peristiwa. Sedangkan menurut Keraf (2007: 135) narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, karangan narasi dapat diartikan suatu karangan yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi dan mampu menimbulkan daya khayal para pembaca. Atau dapat juga dirumuskan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa baik kisah nyata maupun fiksi.


2.1.2        Jenis-jenis Karangan Narasi
Menurut Hasani (2013:33) karangan narasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
a.    Narasi ekspositoris adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang lain tentang kisah seseorang (Hasani, 2013:33). Dalam narasi ekspositoris, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupan.
b.    Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk member suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau para pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu (Hasani, 2013:33).
Menurut Keraf (2007: 138)  narasi sugestif merupakan suatu rangkaian yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah sesuatu yang tersurat mengenai objek atau subyek yang bergerak dan bertindak, sedangkan makna yang baru adalah makna tersirat.Semua objek dipaparkan sebagai suatu rangkaian gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu. Makna yang baru akan jelas dipahami sesudah narasi itu selesai dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu. Supaya perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif lebih jelas, maka dibawah ini akan dikemukakan sekali lagi secara singkat perbedaan anatara kedua macam narasi tersebut yang terpenting adalah:
Narasi Ekspositoris:
1)      Memperluas Pengetahuan
2)      Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian
3)      Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional
4)      Bahasanya lebih condong ke bahasa informative dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif.
Narasi Sugestif:
1)      menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat
2)      menimbulkan daya khayal
3)      penalaran hanya berfungi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar.
4)      Bahasa lebih condong ke bahasa figure




2.1.3                  Langkah-langkah Pengembangan Narasi
Menurut Dalman (2014:110) mengatakan bahwa dalam narasi terdapat langkah-langkah mengembangkan. Langkah-langkah mengembangkan narasi adalah sebagai berikut.
1)      Tentukan dahulu tema dan amanat yang akan disampaikan.
2)      Tetapkan sasaran pembaca kita.
3)      Rencanakan peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.
4)      Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.
5)      Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita.
6)      Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.

2.1.4   Ciri-ciri Karangan Narasi
Berdasarkan pengertian narasi tersebut di atas sudah dapat diidentifikasi ciri-ciri narasi sebagai berikut:
1)   Berbentuk cerita tentang manusia
2)   Menonjolkan pelaku
3)   Terdapat perkembangan dari waktu ke waktu
4)   Disusun secara sistematis
      Hal yang sama dinyatakan Keraf (2007: 136) bahwa ciri karangan narasi yaitu:
1)   menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan
2)   dirangkai dalam urutan waktu
3)   berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
4)   Ada konflik

Narasi dibangun oleh sebuah alur ceita. Alur ini tidak menarik, kalau tidak ada konflik.Oleh karena itu, urutan kronologis sebuah narasi selalu ditandai dengan konflik-konflik tertentu.Konfliks ini yang membuat pembaca menjadi penasaran untuk mengetahui penyelesaian akhir dari sebuah kisah.Terkadang pembaca dapat menebak dengan benar akhir cerita itu, tetapi tidak jarang pembaca salah menebak akhir dari peristiwa itu. Hal itu bergantung kepada kelincahan penulis sebuah narasi.

Tidak ada komentar:

zakifahrizal. Diberdayakan oleh Blogger.