Ads Top

TES KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT

Hasil Kampanye Sabuk Pengaman di Tempat

Kampanye, bahkan razia, penggunaan sabuk pengaman bagi pengemudi atau penumpang kendaraan pribadi di Jakarta yang gencar dilaksanakan oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sekitar dua bulan terakhir ini hasilnya masih jalan di tempat. Menurut catatan Suara Pembaruan, pengendara roda empat di Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang yang mematuhi kewajiban tersebut baru  15 persen. Padahal, hingga akhir tahun 2004, pihak Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya menargetkan kewajiban tersebut dipatuhi minimal 30 persen dari 3 juta pengendara mobil.
Umumnya, sabuk pengaman hanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki semangat dan kepribadian tinggi. Bahkan, ciri-ciri pemakai alat keselamatan itu mudah diketahui, yakni sebagian besar warga negara asing.
Kurang tertariknya orang, terutama pengemudi, memakai perangkat keamanan tersebut disebabkan tiga alasan. Pertama, sudah menjadi kebiasaan karena tudak ada peringatan dari pihak mana pun. Kedua, kondisi kendaraan terutama jenis keluaran lama. Ketiga, alergi dengan alasan tidak atau risih menggunakan sabuk.
Padahal alat tersebut banyak manfaatnya, antara lain meminimalkan atau mengurangi benturan jika kendaraan mengalami tabrakan, terutama dari arah berlawanan. Korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, khususnya tabrakan antara mobil dengan benda keras dari arah berlawanan. Korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, khususnya tabrakan antara mobil dengan benda keras dari arah depan atau berlawanan. Menurut data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, sampai Oktober tahun 2003 adalah sebanyak 400 orang, korban luka berat (513), luka ringan (491). Korban sia-sia itu terjadi pada 1.024 kasus kecelakaan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Memperkenalkan sabuk pengaman kepada warga masyarakat, apalagi pada tahap sosialisasi, jelas membutuhkan waktu, kerja keras dan dukungan di lapangan, seperti kampanye atau menggelar razia khusus. Kampanye tersebut harus didukung oleh instansi terkait yang menangani peraturan penggunaan sabuk pengaman. Instansi terkait yang dimaksud adalah adalah Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan Mabes Polri sebagai pelaksana penegakan hukum di lapangan dan Menteri Perhubungan terkait sarana dan prasarana jalan. Peran Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) dirasa tepat karena gencar mensosialisasikan penggunaan sabuk pengaman dengan menggandeng media massa atau sarana komunikasi dan informasi lainnya.
Keterlibatan instansi tersebut menghindari adanya kesan bahwa kampanye sabuk pengamanan kurang gregetnya karena masing-masing pihak jalan sendiri-sendiri. Tanpa ada dukungan atau akibat lemahnya koordinasi maka promosi ini jelas tidak akan mendukung kelancaran dan percepatan penggunaan keselamatan itu.
Bagaimana orang memperkenalkan perangkat keselamatan berkendaraan ini tidak jauh berbeda dengan orang mengkampanyekan penggunaan helm untuk pengemudi dan penumpang kendaraan jenis sepeda motor pada awal tahun 1990-an. Saat itu promosi penggunaan helm gencar dilakukan lewat berbagai acara. Bahkan, satu kiat agar pengendara sepeda motor mematuhinya adalah petugas tidak segan-segan memberikan sanksi bagi mereka yang tidak mematuhinya.
Persoalan sampai kapan pengendara atau pengemudi mobil dengan ikhlas atau sadar memakai sabuk pengaman tersebut memang bergantung pada kepribadian masing-masing penggunanya. Fungsi alat tersebut diyakini tidak jauh berbeda dengan helm yang antara lain dapat menghindarkan pengemudi dari kecelakaan fatal. Bahkan dapat menyelamatkan nyawa, terutama akibat benturan benda keras pada bagian dada atau bagian vital lainnya.
Mengapa promosi pemakaian sabuk pengaman dilakukan di wilayah Jakarta dan sekitarnya? Hal itu mengingat jumlah kendaraan di Ibu Kota sampai Oktober 2003 mencapai hampir enam juta unit. Terdiri atas roda dua, roda empat atau lebih. Tingginya angka kecelakaan juga termasuk alasan utama kampanye sabuk pengaman gencar dilaksanakan di sana.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Sulisyto Ishak, mengatakan penggunaan sabuk pengaman seharusnya bukan menjadi hal yang dianggap merumitkan diri sendiri atau mengganggu kenyamanan saat mengendarai mobil. Sebaliknya, pemakai alat tersebut semestinya bangga karena memiliki fungsi jelas. Satu alasan mengapa warga asing tidak keberatan mematuhi peraturan tersebut karena umumnya memakai alat keselamatan sudah menjadi budaya atau kebiasaan di negaranya.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.       Apa yang dibahas dalam teks di atas?
2.       Sebutkan 3 alasan kurang tertariknya orang memakai sabuk pengaman!
3.        Sebutkan manfaat memakai sabuk pengaman!
4.       Sebutkan instansi-instansi yang ikut mendukung kampanye penggunaan sabuk pengaman!



Pohon Seribu Manfaat

Pohon seribu manfaat adalah pohon kelapa, karena pohon kelapa mempunyai banyak manfaat mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan buahnya. Mungkin karena pohon kelapa mempunyai banyak manfaat pohon kelapa dijadikan sebagai logo “PRAMUKA” di Indonesia.  Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk dalam genus Cocos dan Species Nucifera. Pohon kelapa dapat disebut juga pohon nyiur yang biasa tumbuh di daerah atau kawasan tepi pantai. Bagian-bagian pohon kelapa yaitu buah kelapa yang terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa, dan lembaga. Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan licin dengan warna yang bervariasi dari hijau, kuning, sampai jingga tergantung pada kematangan buah. Jika tidak ada goresan dan robek kulit luar kedap air. Manfaat sabut kelapa untuk membuat sapu, tempurungnya untuk kayu bakar, dagingnya untuk dibuat makanan dan airnya dapat diminum. Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa yaitu 35% dari berat keseluruhan buah. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75% dari sabut) dan gabus 175 gram (25% dari sabut). Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil, dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak, dan beberapa mineral. Air kelapa dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba misal Acetobacter Xylinum untuk produksi Nata de Coco. Pohon kelapa banyak manfaatnya seperti batang kelapa tua dapat dijadikan bahan bangunan, mebel, jembatan darurat, kerangka perahu, dan kayu bakar. Batang yang benar-benar tua dan kering sangat tahan lama terhadap sengatan rayap.
Kayu dari pohon kelapa yang dijadikan mebel dapat diserut sampai permukaanya licin dengan tekstur yang menarik. Daun kelapa sering digunakan hiasan, barang anyaman atau ketupat dan juga atap rumah. Tulang daun dijadikan sapu lidi dan tusuk daging (sate).   Nira adalah cairan yang diperoleh dari tumbuhan yang mengandung gula pada konsentrasi 7,5% sampai 20,0 %. Nira kelapa diperoleh dengan memotiong bunga betina yang belum matang, dari ujung bekas potongan akan menetes cairan nira yang mengandung gula. Nira dapat dipanaskan untuk menguapkan airnya sehingga sehingga konsentrasi gula meningkat dan menjadi kental. Bila di dingainkan, cairan ini akan mengeras hingga akan menjadi gula. Nira juga dapat dikemas sebagai minuman ringan buah. Banyak dari bagian buah merupakan bahan yang bermanfaat, sabut kelapa yang telah dibuang gabusnya merupakan serat alami yang berharga mahal untuk pelapisan jok dan kursi, serta untuk pembuatan tali. Tempurung kelapa dapat dibakar langsung sebagai kayu bakar, atau diolah menjadi arang. Arang batok kelapa dapat diolah menjadi arang aktif yang diperlukan oleh berbagai industri pengolahan. Daging kelapa yang cukup tua dapat diolah menjadi kelapa parut, santan, dan minyak goreng. Sedangkan daging kelapa muda  dapat dijadikan campuran minuman cocktail dan dijadikan selai. Air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kecap  dan sebagai media pada fermentasi nata de coco. Akar kelapa dapat bermanfaat untuk kehidupan. Akar ini dapat dijadikan zat pewarna pada berabotan rumah tangga. Bisa juga dimanfaatkan untuk obat-obatan (dalam ukuran atau takaran tertentu). Pohon kelapa banyak ditemui dipesisir pantai yang berguna untuk pencegahan erosi dan menahan endapan lumpur yang dibawa oleh air sungai dari pegunungan juga akan mendapatkan hasil yang baik. Akar pohon kelapa juga dapat dijadikan kayu bakar. Selain mempunyai banyak manfaat, ternyata pohon kelapa juga dapat meningkatkan perekonomian manusia. Pohon kelapa yang memiliki banyak manfaat untuk manusia, bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan ekonomi negara yaitu melalui budidaya pohon kelapa. Kita bisa membuat barabg-barang yang berkualitas  dari bagian-bagian pohon kelapa, kemudian menjualnya ke luar Indonesia. Budidaya pohon kelapa cocok untuk negara kita yang memiliki iklim tropis.
Iklim yang cocok untuk pertumbuhan pohon kelapa. Pohon kelapa juga mempunyai menfaat bagi tubuh kita. Meningkatkan sistem Imun pada tubuh dengan mengkonsumsi buah kelapa akan berdampak besar dengan meningkatnya sistem imun atau kekebalan tubuh yang kita miliki. Sehingga tubuh tidak mudah terjangkit oleh berbagai jenis penyakit. Ini karena buah kelapa bersifat antivirus, anti bakteri, serta anti jamur. Tulang akan lebih kuat. Buah kelapa mengandung sumber kalsium dan magnesium untuk kesehatan tulang kita. Untuk mencegah pengeroposan tulang (osteoporosis) yang menyerang kalangan remaja dan dewasa. Jantung yang lebih sehat, kandungan lemak jenuh dalam minyak kelapa dapat mengurangi potensi penumpukan lemak dibagian arteri pada organ jantung kita.




Tiga Subsistem Bahasa

Bahasa sebagai fenomena yang memadukan bagian dunia makna dan bagian dunia bunyi mempunyai 3 subsistem, yaitu subsistem fonologis, subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal. Ilmu tentang bunyi pada umumnya disebut fonetik : bunyi bahasa diteliti atau diuraikan dalam fonologi. Ilmu atau sistem tentang makna disebut semantik. Subsistem Fonologis, Gramatikal, dan Leksikal mempunyai aspek-aspek semantis. 
Penelitian atau uraian tentang dunia makna menjadi perhatian ilmu filsafat pula, sehingga orang sering membedakan semantic filosofis dari semantic linguistis (penelitian atau uraian tentang dunia makna dalam buku ini disebut semantik).
Subsistem fonologis mencakup segi-segi bunyi bahasa, baik  yang bersangkutan dengan aspek artikulatoris, aspek auditif, serta aspek akustis (ketiga aspek tersebut diteliti dalam fonetik), maupun yang bersangkutan dengan aspek fungsinya dalam komunikasi (aspek itu diteliti dalam fonologi).
Subsistem Gramatikal atau tata bahasa terbagi atas subsistem morfologis dan subsistem sintaktis. Subsistem morfologis mencakup kata, bagian-bagian kata, dan kejadian kata. Subsistem sintaktis mencakup kata dan satuan-satuan yang lebih besar daripada kata, serta hubungan antara satuan-satuan itu.
Subsistem Leksikal mencakup perbendaharaan kata atau leksikon suatu bahasa: Bidang ini diteliti oleh Leksikologi. Satuan dasar dalam subsistem ini disebut Leksem. Dalam sistem bahasa, leksem sebagai kesatuan bentuk dan makna mengalami proses Gramatikal dan proses fonologis sebelum dipergunakan dalam komunikasi.
Sistem bahasa dihubungkan dengan alam diluar bahasa oleh apa yang disebut pragmatik, yang menentukan serasi tidaknya sistem bahasa dengan pemakaian bahasa dalam komunikasi.

Pendekatan Deskriptif
Penyelidikan mengenai sistem bahasa secara keseluruhan maupun morfologi secara khusus dapat dilakukan secara deskriptif (sinkronis) dan secara historis (diakronis). Dalam pendekatan sinkronis, perhatian penyelidikan terbatas pada sistem bahasa pada kurun waktu tertentu saja. Dalam pendekatan historis, perhatian penyelidik dipusatkan pada perkembangan sistem bahasa itu dari waktu ke waktu.
Buku mengenai pembentukan kata ini mempergunakan data bahasa yang berlaku dalam abad XX ini saja, dan tidak memperhatikan sejarah perkembangan sistem bahasa itu. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dalam buku ini dipergunakan pendekatan deskriptif.
Konsep deskriptif yang kami pergunakan tersebut dapat juga dipertentangkan dengan konsep reskriptif atau normatif. Memang preskriptivisme sejauh-jauhnya kami hindari, sehingga kami dan pembaca dapat melihat pelbagai gejala bahasa Indonesia dengan segala kerumitannya dengan mata terbuka lebar dan tidak menghibur diri degan masalah betul salah yang mengaburkan andangan kita atas kekayaan bahasa yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk segala keperluan pengungkapan bahasa dan komunikasi.
Disamping bersifat deskriptif, penyajian dalam buku ini bersifat taksonomis. Sifat ini sengaja ditonjolkan karena menurut penilaian kami, dalam kajian tata bahasa Indonesia sampai kini, masalah penggolongon masih terus diperdebatkan seolah-olah tak ada selesainya, padahal masalah itu cukup mendasar dan harus diputuskan secara tuntas. Uraian Taksonomis ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi kajian yang lebih mendalam dan bagi penyusunan kaidah-kaidah generatif. Kami mengakui bahwa dalam linguistik dewasa ini terdapat banyak aliran yang memberikan morfologi dengan cara berlain-lainan atau bahkan berlawanan. Aliran-aliran itu semua telah banyak menymbangkan kekayaan akan wawasan tentang bahasa yang beraneka ragam. Tetapi kami hanya ingin memanfaatkan sumbangan hasil penelitian aliran-aliran itu dn tidak ingin membingungkan diri kami dan para pembaca dalam silang sengketa yang tidak ada ujung pangkalnya. Jadi, pendekatan yang kami pergunakan bersifat eklektis.


*Jawablah pertanyaan berikut:
1.     Bahasa sebagai fenomena yang memadukan 2 bagian. Sebutkan kedua bagian tersebut!
2.     Ada 3 subsistem Bahasa. Sebutkan dan jelaskan!
3.     Ilmu tentang makna disebut….
4.     Penyelidikan mengenai sistem bahasa secara keseluruhan dapat dilakukan dengan 2 cara. Sebutkan dan jelaskan!
5.     Selain bersifat deskriptif, penyajian dalam teks diatas bersifat taksonomis. Jelaskan yang di maksud bersifat Taksonomis!



Mahasiswa Depok
Rawan Penyalahgunaan Narkotika

Penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa berbagai perguruan tinggi yang berlokasi di Kotamadya Depok, menunjukkan gejala peningkatan. Situasi itu diperkeruh oleh tindakan oknum aparat untuk meraih keuntungan materi tanpa mempedulikan bahaya penyalahgunaan narkotika bagi generasi muda.
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Depok Ajun Komisaris Besar M. Amhar Zeth mengungkapkan hal itu beberapa waktu lalu. Dari tiga kasus penyalahgunaan narkotika di wilayah hukum kerjanya, satu diantaranya terkait dengan mahasiswa. Kasus-kasus yang terkait dengam mahasiswa dan sudah ditangani petugas itu masih sebatas pemakai “Belum ada kasus yang melibatkan mahasiswa sebagai pengedar,”katanya.
Pada kasus anggota masyarakat lainnya, selain sebagai  pemakai kasus-kasus yang telah ditangani menunjukkan kawasan depok telah menjadi sasaran berbagai jenis narkotika, seperti ganja, shabu, ekstasi, dan putaw.
Menurut Amhar, pihaknya prihatin atas peningkatan penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa. Untuk itu, Polres Depok menjadikan penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa sebagai perhatian utama. Akan tetapi, tidak berarti di kalangan masyarakat lainnya dikendurkan.
Selain tindakan represif, Polres Depok secara berkala mengunjungi kampus-kampus untuk mengadakan penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan psikotropika. Dua kegiatan itu dibungkus dalam nama “Operasi Idaman”, mengambil moto Depok Idaman (indah, damai, dan aman).
Di kawasan Depok terdapat empat perguruan tinggi besar, yaitu Universitas Indonesia (UI) dengan jumlah mahasiswa 45.000 orang, Universitas Gunadharma (30.000), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran (35.000), dan Universitas Jayabaya (1.000). sebagian di antara mahasiswa itu kos di Depok, sebagian lainnya pergi-pulang.
Mahasiswa yang kos datang dari hamper seluruh pelosok negeri ini. “Ini pula yang membuat kami sangat memperhatikan penyalhguaan narkotika di kalangan mahasiswa. Soalnya, orang tua telah berupaya keras menyekolahkan mereka dan berharap anak-anaknya lebih baik dibandingkan mereka. Betapa kecewanya para orang tua bila anak-anaknya tidak berhasil karena telah menjadi korban narkotika,” kata Amhar.
Amhar mengatakan “Operasi Idaman” dibiayai oleh Polres Depok sendiri. Selain soal dana, Polres Depok juga terbentur masalah jumlah anggota polisi yang saat ini berjumlah 800 orang, termasuk Kepala Polres. Mereka bertugas di wilayah seluas 5.000 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 1,1 juta jiwa. Sarana pembantu yang dimiliki terdiri dari delapan mobil patroli dan sepuluh sepeda motor. Semua kendaraan itu sudah tua, tetapi tetap masih bias dipakai.
Saat ini dua jaksa dari Kejaksaaan Negeri Depok, Agus Sudrajat dan iwan mendekam di tahanan Polres Depok. Keduanya disangka memalsukan dokumen Kejaksaan Negeri Depok untuk tujuan membebaskan empat tersangka pengedar narkotika. Para pengedar itu, Prabowo Budi Hartanto, Fery Junaidi, Windu Sukmono, dan Aris Setiadi yang ditangkap polisi awal Oktober.
Sumber: Kompas, 30 Oktober 2001


Jawablah pertanyaan berikut tanpa melihat wacana yang sudah Anda baca!
1.              Polres Depok menjadikan penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa menjadi perhatian utama. Mengapa demikian?
2.              Jelaskan dua tindakan yang dilakukan Polres Depok dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika!
3.              Tulislah ide pokok tiap paragraf pada wacana di atas!
4.              Apa yang dimaksud dengan “Operasi idaman”?


Tidak ada komentar:

zakifahrizal. Diberdayakan oleh Blogger.