METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS (classroom action research)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Sudah lebih dari sepuluh
tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam
dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi
yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada
tiga pengertian yang dapat diterangkan:
·
Penelitian: menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan urutan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
·
Tindakan: menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu.
·
Kelas: dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah
sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama pula.
Dengan kata lain, penelitian
tindakan kelas (PTK) merupakan suatu proses dimana guru-dosen dan
siswa-mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan
pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dikelas dapat tercapai
secara optimal. Disamping itu, penelitian tindakan kelas adalah salah satu
strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Bisa juga
dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk
memperbaiki kondisi nyata di mana praktek pelaksanaan pembelajaran tersebut
dilakukan didalam kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat reflektif
artinya dalam proses penelitian itu anda sebagai guru sekaligus peneliti selalu
memikirkan apa dan mengapa suatu dampak tindakan yang terjadi dikelas.
B. Prinsip - prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan
yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila akan melakukan penelitian tindakan
kelas. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud antara lain:
·
Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu kegiatan guru/dosen
mengajar dikelasnya.
·
Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.
·
Metode yang digunakan harus cukup handal (reliable) sehingga memungkinkan
guru/dosen mengindentifikasikan serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan,
mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta
memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.
·
Masalah penelitian yang diangkat oleh guru/dosen seharusnya merupakan
masalah yang benar-benar merisaukannya dan bertolak dari tanggungjawab
profesionalnya.
·
Dalam menyelenggarakan penelitian tindakan kelas guru/dosen harus
bersifat konsisten menaruh kepedulian yang tinggi terhadap prosedur etika yang
berkaitan dengan pekerjaannya.
·
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sejauh mungkin guru/dosen
harus menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas. Artinya,
permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran
tertentu, melainkan dalam perspektif visi dan misi sekolah secara keseluruhan.
C. Model Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian
tindakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:
1. Menyusun rancangan tindakan
(planning)
Dalam tahap ini penelitian
tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang
melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
2. Pelaksanaan tindakan (acting)
Dalam tahap ini dalam
keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara
seksama agar sinkron dengan maksud tertentu.
3. Pengamatan (observasing)
Pada tahap ke-3 ini,
kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit
kurangtepat kalau pengamatan ini di pisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena
seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
4. Refleksi (reflecting)
Kegiatan refleksi ini sangat
tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan.
D. Jenis – jenis Penelitian Tindakan Kelas
Ada empat jenis penelitian
tindakan seperti dijelaskan oleh Chein,Cook dan Harding (1982). Tiap-tiap jenis
mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri – sendiri. Bila dicermati tidak ada
batas yang jelas antar keempat jenis tersebut . Keempat jenis itu adalah
sebagai berikut:
1)
Penelitian Tindakan Diagnostik
Penelitian tindakan
diagnosis ini dirancang untuk menuntun kearah tindakan. Dalam bentuknya yang
paling jelas penelitian tindakan diagnosis dapat dijelaskan sebagagai berikut.
Peneliti memasuki situasi yang telah ada, dan akan lebih bagus jika karena di
undang. Peneliti itu mendiagnosis situasinya.
2)
Penelitian Tindakan partisipan
Penelitian dikatakan sebagai
PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus
terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil
penelitian berupa laporan. Penelitian tindakan jenis ini tumbuh dan berkembang karena
dua kelemahan penelitian tindakan jenis pertama diatas: (a) diagnostik tidak
selalu mendorong dilakukannya tindakan, dan (b) keterlibatan tim peneliti dalam
masyarakat terkait kurang menjamin pelaksanaan tindakan yang disarankan.
3)
Penelitian Tindakan Empiris
PTK empiris ialah apabila
peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa
yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya
berkenaan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam
pekerjaan sehari-hari. Adapun kelemahannya sebagai berikut:
a.
Banyak organisator dan peimpin kelompok yang tidak memiliki kemampuan
merumuskan hipotesis secara eksplitis atau menyatakan simpulannya secara
cermat.
b.
Pelaku penelitian yang juga dibebani dengan tanggungjawab tindakan
biasanya tidak mampu menyisihkan waktu untuk mencatat secara lengkap amanatnya,
atau dalam beberapa hal bahkantidak dapat di komunikasikan.
c.
Jika penyimpangan catatan benar-benar memadahi, biasanya begitu banyak
yang berhasil dikumpulkan, sehingga memerlukan usaha yang sangat besar untuk
menganalisis seluruhnya.
d.
Bahkan dengan niat yang terbaik sekalipun sulit bagi pelaku penelitian
untuk benar-benar objektif dalam menilai keluaran usaha tindakannya sendiri.
2. Penelitian Tindakan
Eksperimental
PTK eksperimental ialah
apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau
strategi secara efektif dan efisien didalam suatu kegiatan belajar.
E. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik peneliitian
tindakan kelas berbeda secara konseptual dan fundamental, antara lain:
a.
An inquiry on practice from
within,
berarti kegiatan penelitian tindakan kelas didasarkan pada masalah keseharian
yang dirasakan, dan dihayati dalam melaksanakan pembelajaran yang selalu
muncul, sekalipun siswa atau mahasiswa yang dihadapi berlainan pada setiap
semesternya.
b.
A collabotarive effort and
or participatives, mengisyaratkan bahwa tindakan dan upaya perbaikan itu dilakukan bersama
– sama siswa atau mahasiswa secara kolaboratif dan partisipatif. Siswa atau
mahasiswa bukan hanya diperlakukan sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi
juga sebagai pelaku aktif dalam kegiatan yang dilakukan guru atau dosen untuk
mencapai tujuan yang disepakati bersama.
c.
A reflective practice made
public, yang
menghendaki agar keseluruhan proses implementasi tindakan guru-dosen maupun
tindakan siswa-mahasiswa dipantau dengan metode dan alat yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian laporan penelitian tindakan
kelas akan dapat memenuhi kaidah metodologi ilmiah dan kesimpulan atau temuan
yang berupa model atau prosedur upaya perbaikan, peningkatan dan perubahan
kearah yang lebih baik dan dapat disebarluaskan (diseminasi).
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas (Classroom action research) memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1.
Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah yang nyata dalam
pembelajaran nyata yang cukup merisaukan guru-dosen yang memegang bidang studi
tertentu.
2.
Kolaborasi antara guru dengan guru, dosen dengan dosen atau antara guru
dengan siswa dan dosen dengan mahasiswa untuk menyelenggarakan pembelajaran
yang berkualitas dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
3.
Motivasi untuk peningkatan pembelajaran bidang studi atau maat kuliah
yang harus muncul atau tumbuh dari dalam diri pribadi guru atau dosen
(intrinsic motivation).
4.
Objectivitas, validitas dan reliabilitas proses, data, dan hasil tetap
dipertahankan selama kegiatan penelitian itu berlangsung.
5.
Proses dan hasil pembelajaran harus didokumentasikan dan dilaporkan
secara sistematik sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Apabila kita mencermati
pengertian penelitian tindakan kelas akan sangat jelas bahwa tujuan penelitian
tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praksis pembelajaran diharapkan
kualitas proses belajar mengajar menjadi lebih baik, mengembangkan keahlian
guru-dosen sebagai profesi pendidikan,sebab tugas utama guru-dosen adalah
mengajar dan tiap metode penelitian manapun yang mereka gunakan tidak mengubah
profesi dan etika pendidikan. Kemudian manfaat dari penelitian tindakan kelas
adalah sebagai suatu program perbaikan pendidikan dalam pembelajaran sekaligus
merupakan program berdasar penelitian yang dilakukan terus menerus (on going process), dapat
menumbuhkembangkan sikap inovatif dan budaya meneliti para guru ataupun para
dosen, khususnya dalam mencari solusi terhadap permasalaahan pembelajaran di
dalam kelas.
G. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas
1. Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas
a.
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian
karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis.
b.
Rendahnya efisien waktu karena pengajar harus punya komitmen peneliti untuk
terlibat dalam prosesnya sementara pengajar masih harus melakukan tugas rutin.
c.
Kesukaran evaluasi dan kerjasama.
2. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas
a.
Peneliti dapat melakukan penelitian tanpa meninggalkan tempat kerja.
b.
Peneliti dapat melakukan treatment (perlakuan) yang dilakukan pada
responden dalam penelitian.
c.
Responden dapat merasakan hasil dari treatment (perlakuan) yang
diberikan.
H. Sasaran atau Obyek Penelitian Tindakan Kelas
Yang dibicarakan dalam
bagian ini adalah sasaran atau obyek yang dijadikan pokok pembicaraan dalam
peenelitian tindakan kelas sesuai dengan perinsip kedua bahwa penelitian
tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas.
Pengertian kelas dalam penelitian tindakan kelas ini tidak hanya terbatas pada
kelas yang sedang aktif melangsungkan pembelajaran didalam sebuah ruangan
tertutup saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang tidak aktif belajar, yaitu
ketika sedang melakukan karyawisata di objek wisata, di laboraturrium, di
rumah, aatau ditempat lain, ketika siswa sedang mengerjakn tugas yang diberikan
oleh guru, dan sebagainya. Dengan lokasi bukan kelas ini, yang diamati harus
berupa kegiatan yang sedang dilakukan oleh anak.
Apabila kita berfikir
sistematik (memandang sesuatu selalu dalam keseluruhan dan dalam kaitan dengan
unsur lain), yaitu mengajak alam berfikir kita kedalam kerangka sebuah unit
atau kesatuan yang terdiri beberapa komponen pembentuk sistem, maka sebuah kels
dapat kita lihat sebage satu kkesatuan unsure yang bersangkut-paut dan bekerja
menuju tujuan tertentu. Komponen-komponen dari sebuah kelas adalah (1) siswa
itu sendiri, (2) guru yang sedang mengajar, (3) materi pelajaran, (4) peralatan
yang digunakan, (5) hasil pembelajaran, (6) lingkungan pembelajaran, dan (7)
pengelolaan/pengaturan yang dilakukan oleh pemimpin sekolah. Unsur - unsur
pembelajaran tersebut saling kait-mengait, masing-masing bergerak sesuai dengan
fungsi dan perannya. Fungsi atau peran tersebut dapat dicermati ketika
pembelajaran sedang berlangsung maupun tidak. Dengan demikian objek amatan
dalam penelitian tindakan kelas tidak harus selalu kita proses pembelajaran
sedangkan berlangsung karena kelas bukan ruangan tetapi sekelompok siswa.
Hal-hal yang dapat diamati
sehubungan dengan setiap unsur pembelajaran tersebut antara lain adalah
sebagaimana yang disajikan dalam bagian berikut. Sesuai dengan prinsip bahwa
ada tindakan yang dirancang sebelumya maka objek penelitian tindakan kelas
harus merupakan suatu yang aktif dan dapat dikenai aktifitas, bukan objek yang
sedang diam dan tanpa gerak.
a. Unsur siswa, dapat dicermati
objeknya ketika siswa bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran
di kelas/lapangan/laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asik
mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedangmengikuti keja
bakti di luar sekolah.
Judul-judul atau
permasalahan tentang siswa yang dapat diangkat dan dijadikan judul penelitian
tindakan kelas antara lain: perilaku kedisplinan, semangat siswa ketika
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, keseriusan siswa untuk mengerjakan tugas.
Ketelitian siswa dalam mengelola sarana belajarnya, kebiasaan siswa dalam
mengajukan pertanyaan di kelas, ketetapan siswa untuk hadir di sekolah, dan
sebagainya.
b. Unsur guru, dapat dicermati
ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing
siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru sedang mengadakan
kunjungan ke rumah siswa.
Judul-judul atau
permasalahan yang berkenaan dengan guru yang dapat diangkat menjadi judul
penelitian tindakan adalah hal-hal yang terkait dengan guru, khususnya dalam
melaksanakan pembelajaran, antara lain: mengajar dengan metode yang bervariasi,
menerapakan metode diskusi terarah, mengajar dengan pengelompokan siswa, dan
sebagainya.
c. Unsur materi pelajaran,
dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan
kepada siswa.
Judul-judul atau
permasalahan yang dapat diangkat sebagai judul dalam penelitian tindakan antara
lain: urutan materi ketika disajikan kepada siswa, meliputi urutan atau
pengorganisasinya, cara penyajiannya, atau pengaturannya. Tindakan lain
misalnya menambah sumber bahan untuk meningkatkan penguasan pokok bahasa yang
dilakukan oleh gur sendiri atau menugaskan kepada siswa, dan sebagainya.
Mencoba memberikan materi baru misalnya untuk muatan local, dapat juga
dimasukkan dalam kategori judul penelitian tindakan. Materi lain dalam kegiatan
ekstra kurikuler atau dalam pelajaran tambahan di sore hari, di hari libur,
atau sebagai materi pengayaan bagi siswa yang sudah dapat menyelesaikan materi
okok lebih cepat disbanding siswa lain.
a. Unsur peralatan atau sarana
pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar. Dengan tujuan
meningkatkan mutu hasil belajar, yang biasa diamati guru, siswa, atau keduanya.
Judul-judul yang berkenaan
dengan peralatan atau sarana pendidikan antara lain: menyediakan penyediaan dan
pengaturan peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa secara perseorangan,
peralatan yangsediakan oleh sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan
digunakan di kelas. Sebagai contoh, guru ingin mencoba prosedur mana yang
paling efektif apabila siswa dilibatkan dalam pengaturan alat-alat yan dimiliki
oleh kelas, sebagaimana mengatur giliran yang baik. Contoh lainya adalah
penertiban sarana yang dimiliki oleh siswa, agar ada upaya penghematan dalam
menggunakan sarana, dan sebagainya.
b. Unsur hasil pembelajaran
yang itinjau dari tiga ranah yang dijadikan titk tujuan yang harus di capai
melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. Oleh karena hasil
belajar merupakan produk yang harus di tingkatkan, pasti terkait dengan
tindakan unsure lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana
pendidikan, guru, atau siswa sendiri.
Judul-judul penelitian yang
terkait dengan hasil belajar antara lain mencoba mengadakan tes dengan
memberikan kepada siswa kelulusan membuat alat ukur sendiri, saling mengerjakan
soal yang dibuat oleh teman. Model baik yang tidak kalah menarik tetapi penting
adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling melakukan koreksi silang
yang diatur oleh guru sehingga siswa belajar mencermati kesalahan teman
sekaligus memperkuat konsep dengan cara lain, bukan menghafal tetapi memahami.
c. Unsur lingkungan, baik
lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkupi siswa dirumahnya.
Dalam pemnelitian tindakan bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah
mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.
Judul-judul penelitian yang
berkenaan dengan lingkungan yang dapat diangkat menjadi permasalahan penelitian
tindakan penelitian antara lain: mengunah situasi ruang kelas, penataan
sekolah, penataan lingkungan yang terkait dengan 6K, yang sebaiknya di lakukan
dengan melibatkan siswa.
d. Unsure pengelolaan, yang
jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah di atur dan di rekayasa
dalam bentuk tindakan.
Judul-judul yang di
golongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa
ketika guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan tempat duduk
siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan sebagainya.
BAB II
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PROPOSAL TESIS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. JUDUL PTK
Penulisan Judul Versi Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN AUDIO VISUAL VCD PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI
2 PANDEGLANG
Penulisan Judul Versi Universitas
Udayana (UNUD)
METODE PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUDIOLINGUAL PADA
TEMPAT KURSUS KUMON EFL
DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN
KOSAKATA SISWA, PADA SISWA TINGKAT
DASAR 7A DI KUMON EFL
2. PERTANYAAN PENELITIAN PTK
Penulisan
Pertanyaan Penelitan (Rumusan Masalah) Versi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
(UNTIRTA)
1.
Bagaimana
cara untuk meningkatkan menulis cerita pendek pada siswa Kelas X di SMA Negeri
2 Pandeglang melalui penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan audio
visual VCD?
2.
Bagaimana
cara untuk meningkatkan aktivitas belajar menulis cerita pendek pada siswa
Kelas X di SMA Negeri 2 Pandeglang melalui penggunaan model pembelajaran kontekstual audio visual
VCD?
3.
Bagaimana
hasil belajar menulis cerita pendek setelah menggunakan model pembelajaran
kontekstual dengan audio visual VCD pada siswa Kelas X di SMA Negeri 2
Pandeglang?
Penulisan
Pertanyaan Penelitan (Rumusan Masalah) Versi Universitas Udayana (UNUD)
1.
Bagaimanakah
penguasaan kosakata siswa pada tingkat
dasar 7A sebelum belajar dengan menggunakan metode audiolingual?
2.
Sejauh
manakah peningkatan penguasaan kosakata siswa pada tingkat dasar 7A setelah
belajar dengan menggunakan metode audiolingual?
3.
Faktor-faktor apakah
yang memengaruhi terjadinya
peningkatan penguasaan kosakata dalam penerapan metode audiolingual
tersebut?
3. SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL PTK
Penulisan Sistematika Versi Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa (UNTIRTA)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2. Fokus Penelitian Tindakan
1.3.Pertanyaan-Pertanyaan Penelitian Tindakan
BAB II
KAJIAN TEORETIK, KERANGKA TEORETIK, DAN
PENELITIAN TINDAKAN
2.1.Kajian Teoretik
2.2.Konsep Penelitian Tindakan
2.3. Hasil Penelitian Tindakan Yang Relevan
2.4. Kerangka Teoretik
2.5. Hipotesis Penelitian Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tujuan Khusus Penelitian Tindakan
3.2. Subjek Penelitian Tindakan
3.3. Tempat Dan Waktu Penelitian Tindakan
3.4. Metode Penelitian Tindakan
3.5. Kualitatif Prosedur Dan Desain
Penelitian Tindakan
3.6. Data Dan Sumber Data Penelitian Tindakan
3.7. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Tindakan
3.8. Teknik Analisis Data Penelitian Tindakan
Penulisan Sistematika Versi Universitas Udayana (UNUD)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Batasan Masalah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,
LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
2.2 Konsep Dasar Teori
2.3 Model Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
3.2 Lokasi Penelitian
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Prosedur Penelitian
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data
3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil
Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Suharjdono,Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT.Bumi Aksara
Ghony,Djunaidi. 2008. Penelitian
Pendekatan Kelas. Malang:UINMalang Press.
Khoiri,Nur. 2010. Model dan Jenis
dalam Penelitian. Jepara:INISNU
Masrupi. 2014. Metodologi Penelitian. Serang:Untirta Press
Subyantoro. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfhabeta
Sujadi,
2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka cipta
Suwarsih, Madya. Penelitian Tindakan Kelas. http://www.scribd.com/doc/10284529/Penelitian-Tindakan diakses tanggal 21 Oktober 2016 Pukul 13.30 WIB
Syaodih Sukmaadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:Rosdakarya.
TESIS
Sirait, Herlina. 2013. Meningkatkan
Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Model Pembelajaran Kontekstual
dengan Audio Visual VCD pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Pandeglang. Tesis. Serang: Pascasarjana UNTIRTA.
Prabayanthi, Desak. 2010. Metode Pembelajaran
Bahasa dengan Menggunakan Metode Audiolingual pada Tempat Kursus Kumon
ELF dalam Meningkatkan
Penguasaan Kosakata Siswa. Tesis.
Bali: Pascasarjana Universitas Udayana.
Tidak ada komentar: