Ads Top

METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS (classroom action research)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:
·         Penelitian: menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan urutan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
·         Tindakan: menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
·         Kelas: dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu proses dimana guru-dosen dan siswa-mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dikelas dapat tercapai secara optimal. Disamping itu, penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Bisa juga dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi nyata di mana praktek pelaksanaan pembelajaran tersebut dilakukan didalam kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat reflektif artinya dalam proses penelitian itu anda sebagai guru sekaligus peneliti selalu memikirkan apa dan mengapa suatu dampak tindakan yang terjadi dikelas.

B. Prinsip - prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila akan melakukan penelitian tindakan kelas. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud antara lain:
·         Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu kegiatan guru/dosen mengajar dikelasnya.
·         Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.
·         Metode yang digunakan harus cukup handal (reliable) sehingga memungkinkan guru/dosen mengindentifikasikan serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.
·         Masalah penelitian yang diangkat oleh guru/dosen seharusnya merupakan masalah yang benar-benar merisaukannya dan bertolak dari tanggungjawab profesionalnya.
·         Dalam menyelenggarakan penelitian tindakan kelas guru/dosen harus bersifat konsisten menaruh kepedulian yang tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya.
·         Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sejauh mungkin guru/dosen harus menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas. Artinya, permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif visi dan misi sekolah secara keseluruhan.

C. Model Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:
1.    Menyusun rancangan tindakan (planning)
Dalam tahap ini penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
2.    Pelaksanaan tindakan (acting)
Dalam tahap ini dalam keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud tertentu.
3.    Pengamatan (observasing)
Pada tahap ke-3 ini, kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurangtepat kalau pengamatan ini di pisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
4.    Refleksi (reflecting)
Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

D. Jenis – jenis Penelitian Tindakan Kelas
Ada empat jenis penelitian tindakan seperti dijelaskan oleh Chein,Cook dan Harding (1982). Tiap-tiap jenis mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri – sendiri. Bila dicermati tidak ada batas yang jelas antar keempat jenis tersebut . Keempat jenis itu adalah sebagai berikut:
1)        Penelitian Tindakan Diagnostik
Penelitian tindakan diagnosis ini dirancang untuk menuntun kearah tindakan. Dalam bentuknya yang paling jelas penelitian tindakan diagnosis dapat dijelaskan sebagagai berikut. Peneliti memasuki situasi yang telah ada, dan akan lebih bagus jika karena di undang. Peneliti itu mendiagnosis situasinya.
2)        Penelitian Tindakan partisipan
Penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Penelitian tindakan jenis ini tumbuh dan berkembang karena dua kelemahan penelitian tindakan jenis pertama diatas: (a) diagnostik tidak selalu mendorong dilakukannya tindakan, dan (b) keterlibatan tim peneliti dalam masyarakat terkait kurang menjamin pelaksanaan tindakan yang disarankan.
3)        Penelitian Tindakan Empiris
PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari-hari. Adapun kelemahannya sebagai berikut:
a.         Banyak organisator dan peimpin kelompok yang tidak memiliki kemampuan merumuskan hipotesis secara eksplitis atau menyatakan simpulannya secara cermat.
b.        Pelaku penelitian yang juga dibebani dengan tanggungjawab tindakan biasanya tidak mampu menyisihkan waktu untuk mencatat secara lengkap amanatnya, atau dalam beberapa hal bahkantidak dapat di komunikasikan.
c.         Jika penyimpangan catatan benar-benar memadahi, biasanya begitu banyak yang berhasil dikumpulkan, sehingga memerlukan usaha yang sangat besar untuk menganalisis seluruhnya.
d.        Bahkan dengan niat yang terbaik sekalipun sulit bagi pelaku penelitian untuk benar-benar objektif dalam menilai keluaran usaha tindakannya sendiri.
2.      Penelitian Tindakan Eksperimental
PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien didalam suatu kegiatan belajar.

E. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik peneliitian tindakan kelas berbeda secara konseptual dan fundamental, antara lain:
a.         An inquiry on practice from within, berarti kegiatan penelitian tindakan kelas didasarkan pada masalah keseharian yang dirasakan, dan dihayati dalam melaksanakan pembelajaran yang selalu muncul, sekalipun siswa atau mahasiswa yang dihadapi berlainan pada setiap semesternya.
b.        A collabotarive effort and or participatives, mengisyaratkan bahwa tindakan dan upaya perbaikan itu dilakukan bersama – sama siswa atau mahasiswa secara kolaboratif dan partisipatif. Siswa atau mahasiswa bukan hanya diperlakukan sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga sebagai pelaku aktif dalam kegiatan yang dilakukan guru atau dosen untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama.
c.         A reflective practice made public, yang menghendaki agar keseluruhan proses implementasi tindakan guru-dosen maupun tindakan siswa-mahasiswa dipantau dengan metode dan alat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian laporan penelitian tindakan kelas akan dapat memenuhi kaidah metodologi ilmiah dan kesimpulan atau temuan yang berupa model atau prosedur upaya perbaikan, peningkatan dan perubahan kearah yang lebih baik dan dapat disebarluaskan (diseminasi).
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas (Classroom action research) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.         Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah yang nyata dalam pembelajaran nyata yang cukup merisaukan guru-dosen yang memegang bidang studi tertentu.
2.         Kolaborasi antara guru dengan guru, dosen dengan dosen atau antara guru dengan siswa dan dosen dengan mahasiswa untuk menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
3.         Motivasi untuk peningkatan pembelajaran bidang studi atau maat kuliah yang harus muncul atau tumbuh dari dalam diri pribadi guru atau dosen (intrinsic motivation).
4.         Objectivitas, validitas dan reliabilitas proses, data, dan hasil tetap dipertahankan selama kegiatan penelitian itu berlangsung.
5.         Proses dan hasil pembelajaran harus didokumentasikan dan dilaporkan secara sistematik sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.



F. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Apabila kita mencermati pengertian penelitian tindakan kelas akan sangat jelas bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praksis pembelajaran diharapkan kualitas proses belajar mengajar menjadi lebih baik, mengembangkan keahlian guru-dosen sebagai profesi pendidikan,sebab tugas utama guru-dosen adalah mengajar dan tiap metode penelitian manapun yang mereka gunakan tidak mengubah profesi dan etika pendidikan. Kemudian manfaat dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu program perbaikan pendidikan dalam pembelajaran sekaligus merupakan program berdasar penelitian yang dilakukan terus menerus (on going process), dapat menumbuhkembangkan sikap inovatif dan budaya meneliti para guru ataupun para dosen, khususnya dalam mencari solusi terhadap permasalaahan pembelajaran di dalam kelas.

G. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas
1. Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas
a.         Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis.
b.        Rendahnya efisien waktu karena pengajar harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara pengajar masih harus melakukan tugas rutin.
c.         Kesukaran evaluasi dan kerjasama.
2. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas
a.         Peneliti dapat melakukan penelitian tanpa meninggalkan tempat kerja.
b.        Peneliti dapat melakukan treatment (perlakuan) yang dilakukan pada responden dalam penelitian.
c.         Responden dapat merasakan hasil dari treatment (perlakuan) yang diberikan.

H. Sasaran atau Obyek Penelitian Tindakan Kelas
Yang dibicarakan dalam bagian ini adalah sasaran atau obyek yang dijadikan pokok pembicaraan dalam peenelitian tindakan kelas sesuai dengan perinsip kedua bahwa penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas. Pengertian kelas dalam penelitian tindakan kelas ini tidak hanya terbatas pada kelas yang sedang aktif melangsungkan pembelajaran didalam sebuah ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang tidak aktif belajar, yaitu ketika sedang melakukan karyawisata di objek wisata, di laboraturrium, di rumah, aatau ditempat lain, ketika siswa sedang mengerjakn tugas yang diberikan oleh guru, dan sebagainya. Dengan lokasi bukan kelas ini, yang diamati harus berupa kegiatan yang sedang dilakukan oleh anak.
Apabila kita berfikir sistematik (memandang sesuatu selalu dalam keseluruhan dan dalam kaitan dengan unsur lain), yaitu mengajak alam berfikir kita kedalam kerangka sebuah unit atau kesatuan yang terdiri beberapa komponen pembentuk sistem, maka sebuah kels dapat kita lihat sebage satu kkesatuan unsure yang bersangkut-paut dan bekerja menuju tujuan tertentu. Komponen-komponen dari sebuah kelas adalah (1) siswa itu sendiri, (2) guru yang sedang mengajar, (3) materi pelajaran, (4) peralatan yang digunakan, (5) hasil pembelajaran, (6) lingkungan pembelajaran, dan (7) pengelolaan/pengaturan yang dilakukan oleh pemimpin sekolah. Unsur - unsur pembelajaran tersebut saling kait-mengait, masing-masing bergerak sesuai dengan fungsi dan perannya. Fungsi atau peran tersebut dapat dicermati ketika pembelajaran sedang berlangsung maupun tidak. Dengan demikian objek amatan dalam penelitian tindakan kelas tidak harus selalu kita proses pembelajaran sedangkan berlangsung karena kelas bukan ruangan tetapi sekelompok siswa.
Hal-hal yang dapat diamati sehubungan dengan setiap unsur pembelajaran tersebut antara lain adalah sebagaimana yang disajikan dalam bagian berikut. Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan suatu yang aktif dan dapat dikenai aktifitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak.
a.    Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedangmengikuti keja bakti di luar sekolah.
Judul-judul atau permasalahan tentang siswa yang dapat diangkat dan dijadikan judul penelitian tindakan kelas antara lain: perilaku kedisplinan, semangat siswa ketika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, keseriusan siswa untuk mengerjakan tugas. Ketelitian siswa dalam mengelola sarana belajarnya, kebiasaan siswa dalam mengajukan pertanyaan di kelas, ketetapan siswa untuk hadir di sekolah, dan sebagainya.
b.    Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
Judul-judul atau permasalahan yang berkenaan dengan guru yang dapat diangkat menjadi judul penelitian tindakan adalah hal-hal yang terkait dengan guru, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran, antara lain: mengajar dengan metode yang bervariasi, menerapakan metode diskusi terarah, mengajar dengan pengelompokan siswa, dan sebagainya.
c.    Unsur materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
Judul-judul atau permasalahan yang dapat diangkat sebagai judul dalam penelitian tindakan antara lain: urutan materi ketika disajikan kepada siswa, meliputi urutan atau pengorganisasinya, cara penyajiannya, atau pengaturannya. Tindakan lain misalnya menambah sumber bahan untuk meningkatkan penguasan pokok bahasa yang dilakukan oleh gur sendiri atau menugaskan kepada siswa, dan sebagainya. Mencoba memberikan materi baru misalnya untuk muatan local, dapat juga dimasukkan dalam kategori judul penelitian tindakan. Materi lain dalam kegiatan ekstra kurikuler atau dalam pelajaran tambahan di sore hari, di hari libur, atau sebagai materi pengayaan bagi siswa yang sudah dapat menyelesaikan materi okok lebih cepat disbanding siswa lain.
a.    Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang biasa diamati guru, siswa, atau keduanya.
Judul-judul yang berkenaan dengan peralatan atau sarana pendidikan antara lain: menyediakan penyediaan dan pengaturan peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa secara perseorangan, peralatan yangsediakan oleh sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas. Sebagai contoh, guru ingin mencoba prosedur mana yang paling efektif apabila siswa dilibatkan dalam pengaturan alat-alat yan dimiliki oleh kelas, sebagaimana mengatur giliran yang baik. Contoh lainya adalah penertiban sarana yang dimiliki oleh siswa, agar ada upaya penghematan dalam menggunakan sarana, dan sebagainya.
b.    Unsur hasil pembelajaran yang itinjau dari tiga ranah yang dijadikan titk tujuan yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus di tingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsure lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, atau siswa sendiri.
Judul-judul penelitian yang terkait dengan hasil belajar antara lain mencoba mengadakan tes dengan memberikan kepada siswa kelulusan membuat alat ukur sendiri, saling mengerjakan soal yang dibuat oleh teman. Model baik yang tidak kalah menarik tetapi penting adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling melakukan koreksi silang yang diatur oleh guru sehingga siswa belajar mencermati kesalahan teman sekaligus memperkuat konsep dengan cara lain, bukan menghafal tetapi memahami.
c.    Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkupi siswa dirumahnya. Dalam pemnelitian tindakan bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.
Judul-judul penelitian yang berkenaan dengan lingkungan yang dapat diangkat menjadi permasalahan penelitian tindakan penelitian antara lain: mengunah situasi ruang kelas, penataan sekolah, penataan lingkungan yang terkait dengan 6K, yang sebaiknya di lakukan dengan melibatkan siswa.
d.    Unsure pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah di atur dan di rekayasa dalam bentuk tindakan.
Judul-judul yang di golongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan sebagainya.



BAB II
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PROPOSAL TESIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS


1. JUDUL PTK
Penulisan Judul Versi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN AUDIO VISUAL VCD PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PANDEGLANG
Penulisan Judul Versi Universitas Udayana  (UNUD)
METODE PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUDIOLINGUAL PADA TEMPAT KURSUS  KUMON  EFL  DALAM  MENINGKATKAN  PENGUASAAN  KOSAKATA  SISWA, PADA SISWA TINGKAT DASAR 7A DI KUMON EFL

2. PERTANYAAN PENELITIAN PTK
Penulisan Pertanyaan Penelitan (Rumusan Masalah) Versi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)
1.      Bagaimana cara untuk meningkatkan menulis cerita pendek pada siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Pandeglang melalui penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan audio visual VCD?
2.      Bagaimana cara untuk meningkatkan aktivitas belajar menulis cerita pendek pada siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Pandeglang melalui penggunaan  model pembelajaran kontekstual audio visual VCD?
3.      Bagaimana hasil belajar menulis cerita pendek setelah menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan audio visual VCD pada siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Pandeglang?
Penulisan Pertanyaan Penelitan (Rumusan Masalah) Versi Universitas Udayana (UNUD)
1.      Bagaimanakah penguasaan kosakata siswa pada tingkat  dasar 7A sebelum belajar dengan menggunakan metode audiolingual?
2.      Sejauh manakah peningkatan penguasaan kosakata siswa pada tingkat dasar 7A setelah belajar dengan menggunakan metode audiolingual?
3.      Faktor-faktor   apakah   yang   memengaruhi   terjadinya   peningkatan penguasaan kosakata dalam penerapan metode audiolingual tersebut?

3. SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL PTK
Penulisan  Sistematika Versi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2. Fokus Penelitian Tindakan
1.3.Pertanyaan-Pertanyaan Penelitian Tindakan

BAB II
KAJIAN TEORETIK, KERANGKA TEORETIK, DAN PENELITIAN TINDAKAN
2.1.Kajian Teoretik
2.2.Konsep Penelitian Tindakan
2.3. Hasil Penelitian Tindakan Yang Relevan
2.4. Kerangka Teoretik
2.5. Hipotesis Penelitian Tindakan

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tujuan Khusus Penelitian Tindakan
3.2. Subjek Penelitian Tindakan
3.3. Tempat Dan Waktu Penelitian Tindakan
3.4. Metode Penelitian Tindakan
3.5. Kualitatif Prosedur Dan Desain Penelitian Tindakan
3.6. Data Dan Sumber Data Penelitian Tindakan
3.7. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Tindakan
3.8. Teknik Analisis Data Penelitian Tindakan

Penulisan  Sistematika Versi Universitas Udayana (UNUD)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis 
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Batasan Masalah 


BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,
LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
2.2 Konsep Dasar Teori
2.3 Model Penelitian

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
3.2 Lokasi Penelitian
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Prosedur Penelitian
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data
3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data





DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi dan Suharjdono,Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT.Bumi Aksara

Ghony,Djunaidi. 2008. Penelitian Pendekatan Kelas. Malang:UINMalang Press.

Khoiri,Nur. 2010. Model dan Jenis dalam Penelitian. Jepara:INISNU

Masrupi. 2014. Metodologi Penelitian. Serang:Untirta Press

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfhabeta

Sujadi,  2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka cipta

Suwarsih, Madya. Penelitian Tindakan Kelas. http://www.scribd.com/doc/10284529/Penelitian-Tindakan diakses tanggal 21 Oktober  2016 Pukul 13.30 WIB

Syaodih Sukmaadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Rosdakarya.

TESIS
Sirait, Herlina. 2013. Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Model Pembelajaran Kontekstual dengan Audio Visual VCD pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Pandeglang. Tesis. Serang: Pascasarjana UNTIRTA.
Prabayanthi, Desak. 2010. Metode Pembelajaran Bahasa dengan Menggunakan Metode Audiolingual pada Tempat Kursus  Kumon  ELF  dalam  Meningkatkan  Penguasaan  Kosakata  Siswa. Tesis. Bali: Pascasarjana Universitas Udayana.



Tidak ada komentar:

zakifahrizal. Diberdayakan oleh Blogger.