TEKS BIOGRAFI
TEKS BIOGRAFI
PENGERTIAN
Teks Biografi ialah suatu tulisan yang mengulas mengenai kehidupan
seseorang atau cerita hidup seseorang selama ia masih hidup. Biografi singkat
hanya mengulas mengenai kenyataan-kenyataan yang terjadi didalam kehidupan
seseorang dan fungsi pentingnya kepada lingkungan.
Biografi
panjang melingkupi sebuah informasi yang memiliki sifat penting, namun
diceritakan dengan lebih jelas dan lengkap dan juga diserat dengan gaya cerita
yang baik dan juga menarik. Biografi ialah suatu buku yang menjelaskan
peristiwa-peristiwa yang sedang atau telah dialami oleh seseorang.
Melalui
biografi itu kita bisa menemukan sebuah komunikasi atau hubungan, selain dari
menemukan sebuah hubungan kita juga bisa mendapatkan keterangan atau juga
penjelasan dari suatu tindakan dan juga misteri yang meliputi kehidupan
seseorang.
Biografi
juga bisa bercerita tentang kehidupan seorang tokoh penting atau juga tokoh
yang terkenal atau pun tokoh yang tidak terkenal. Sering kali biografi ini
bercerita mengenai sejarah kehidupan sang tokoh, tapi tidak jarang yang
mengisahkan tentang seseorang yang masih hidup.
CIRI-CIRI
Apakah teman-teman sudah ada yang mengetahui seperti apa wujud dari
ciri-ciri teks biografi ini? Mungkin diantara teman-teman semua ada sebagian
yang memang belum mengetahui wujud dari ciri ciri teks biografi ini, baiklah
jikalau seperti itu berikut dibawah ini ciri-ciri dari teks biografi.
- Teks biografi harus membawa suatu informasi
berlandaskan kenyataan pada tokoh yang sedang dikisahkan dalam bentuk
narasi.
- Teks biografi juga membawa sebuah kenyataan
pengalaman hidup sebuah tokoh untuk menyelesaikan masalah-masalah hingga
pada akhirnya berhasil, sehingga harus dijadikan sebagai saudi teladan.
- Teks biografi ini mempunyai struktur yang jelas.
Strukturnya terdiri dari orientasi, masalah dan reorientasi.
UNSUR KEBAHASAN TEKS BIOGRAFI
Apakah teman-teman sudah ada yang mengetahui seperti apa bentuk
dari unsur kebahasan teks biografi ini? Mungkin diantara teman-teman semua ada
sebagian yang memang belum mengetahui bentuk dari unsur kebahasan teks biografi
ini, baiklah jikalau seperti itu berikut dibawah ini ada ulasan mengenai unsur
kebahasan teks biografi.
1. Kata Hubung
Kata hubung
ialah kata yang memiliki fungsi sebagai penghubung antar satu kata dengan
kata-kata lainnya dalam suatu kata atau kalimat dan juga kata hubung antara
satu kalimat dengan kalimat-kalimat lainnya.
Jikalau kata
hubung itu memiliki fungsi untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata
lainnya, maka kata hubung itu diberi nama sebagai konjungsi antar kalimat.
Misalkan contohnya seperti: maka dari itu, namun, walaupun seperti itu, tidak
hanya itu.
2. Rujukan Kata
Rujukan kata
ialah kata yang menyatakan kepada kata lain yang telah dikatakan sebelumnya.
Kata rujukan ini dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya ialah:
- Kata
rujuk tempat. Misal contoh: Disini, disana, disitu.
- Kata
rujuk orang. Misal contoh: Dia, ia, beliau, mereka dan -nya.
- Kata
rujuk benda atau persoalan. Misal contoh: Ini, tersebut, dan itu.
3. Kejadian, Waktu dan Tempat
Didalam teks
biografi, ada kata-kata yang memiliki fungsi untuk memperlihatkan kejadian,
waktu dan tempat yang telah atau sedang dialami oleh seorang tokoh.
4. Kata Kerja
Verba atau
biasa disebut dengan sebutan kata kerja ialah sebuah kelompok kata yang
mengulas sesuatu persoalan yang dikerjakan oleh seorang tokoh. Kata kerja ini
dibagi menjadi dua bagian, yaitu diantaranya berlandaskan bentuk dan
berlandaskan dengan jenis.
1. Kata Kerja Berlandaskan Bentuk
Kata kerja
dasar ialah kata kerja yang masih dalam wujud aslinya, yang mana arti dari kata
kerja ini belum mendapati derivasi baik awalan, akhiran atau pun sisipan.
Misal
contoh: adil, ajak, dan ambil
2. Kata Kerja Berlandaskan Berimbuhan
Kata kerja
berimbuhan ialah kata kerja yang telah mendapati penambahan, baik berwujud
awalan, akhiran atau pun sisipan.
Mengambil.
Awalan = Me + Ambil (Kata Kerja Dasar)
Mengadili. Awalan = Meng + adil (Kata Kerja Dasar) + i (Akhiran)
Mengadili. Awalan = Meng + adil (Kata Kerja Dasar) + i (Akhiran)
STRUKTUR TEKS BIOGRAFI
Struktur teks biografi ini terbagi menjadi 3 bagian, diantaranya
ialah:
1. Orientasi
Orientasi
ialah sebuah bagian yang mana menerangkan atau menjelaskan tentang
pengenalan-pengenalan para tokoh yang didalamnya berisikan mengenai tokoh yang
sedang dikisahkan atau sedang diceritakan didalam biografi tersebut.
2. Kejadian/Peristiwa dan
Masalah
Pada bagian
kejadian atau peristiwa ini ialah bagian-bagian atau aspek yang didalamnya
berisikan mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang sudah pernah didapati
oleh seseorang. Termasuk juga didalamnya berisikan mengenai masalah-masalah
yang pernah ia hadapi dalam menggapai suatu tujuan dan juga impian-impian dalam
kehidupannya
3. Reorientasi
Apa itu
‘Reorientasi’? Reorintasi ialah bagian penutup dalam biografi. Aspek ini
didalamnya berisikan mengenai pandangan penulis kepada para tokoh yang sedang
dikisahkan dalam biografi tersebut. Reorientasi ini memiliki sifat opsional,
yang mana artinya ialah bagian ini boleh dicantumkan atau boleh juga untuk
tidak dicantumkan.
JENIS-JENIS TEKS
BIOGRAFI
1. Biografi Berlandaskan dari Penulisnya
Berlandaskan
penulisnya teks biografi ini dibagi menjadi 2 bagian, diantaranya ialah:
- Autobiografi,
ialah biografi yang dikutip sendiri oleh tokoh atau orang-orang yang
bersangkutan dengan autobiografi
- Biografi,
ialah biografi yang dikutip atau ditulis oleh orang lain dengan adanya
izin langsung dari tokoh yang akan ia kisahkan didalam sebuah karya
tulisnya.
2. Biografi Berlandaskan dari
Isinya
Berdasarkan
dengan isinya, teks biografi ini dibagi menjadi 2 bagian. Diantaranya ialah:
- Biografi
tentang perjalanan hidup, ialah biografi yang mengisahkan atau
menceritakan tentang perjalanan hidup seseorang atau juga biasa disebut
dengan tokoh yang ditulis secara lengkap dan jelas atau juga ditulis
secara ringkas.
- Biografi
tentang perjalanan karir, ialah biografi yang didalamnya mengisahkan atau
menceritakan tentang perjalanan karir seseorang tokoh dari awal mula
perjalanan hingga ia berhasil untuk menggapai sebuah kesuksesan dan
menggapai segala cita-citanya yang telah ia impi-impikan selama ini.
3.
Biografi Berlandaskan Persoalan yang Diulas
Berdasarkan
dengan persoalan yang diulas atau dibahas, teks biografi ini dibagi menjadi 2
bagian. Diantaranya ialah:
- Buku
sendiri, ialah biografi yang semua biayanya ditanggung oleh diri sendiri
atau oleh orang yang membuat biografi tersebut.
- Buku
subsidi, ialah biografi yang pembentukan atau pembuatannya dibiayai oleh
pihak sponsor entah itu dari segi biaya penulisannya, dari biaya
percetakannya, bahkan dari biaya-biaya lainnya yang tidak terduga
ditanggung oleh pihak sponsor.
CONTOH
DEWI SARTIKA
ORIENTASI
Raden Dewi Sartika dilahirkan dari sebuah keluarga yang bernama priyayi dan
letaknya berada di tanah Sunda, Raden Somanagara dan Nyi Raden Rajapermas
meskipun waktu itu beliau sangat bertentangan dengan adat, ayah dan juga ibunya
berusaha keras untuk memasukan Dewi Sartika di sekolahan Belanda.
Sesudah Ayahnya Dewi Sartika meninggal dunia, Dewi Sartika ini dididik oleh
pamannya yang mana ketika itu pamannya sedang menjabat menjadi patih di daerah
Cicalengka. Dengan pamannya, beliau bisa mendapati ilmu pengetahuan tentang
kebudayaan Suku Sunda.
Sementara wawasan-wawasan tentang kebudayaan atau kehidupan barat beliau
dapati dari seorang Nyonya Asisten Residen berkebangsaan Belanda.
KEJADIAN & MASALAH
Sejak kecil, Dewi Sartika telah memperlihatkan bakat pendidikan dan juga
memperlihatkan kegigihan yang dimiliki oleh dirinya untuk bisa menggapai
keberhasilan. Ketika ia sedang bermain di belakang gedung kerajaan, beliau
sering mengerjakan aktivitas-aktivitas yang pernah ia dapati di sekolah.
Yakni belajar membaca, belajar menulis, dan belajar bahasa Belanda bersama
anak-anak pembantu di kerajaan. Papan bilik kandang kereta, arang, dan
pecahan-pecahan genting ia jadikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan
belajar bersama.
Ketika itu, Dewi Sartika baru memasuki usia sepuluh tahun. Ketika
keberadaannya di daerah Cicalengka ia digemparkan oleh kemahirannya dalam
membaca dan menulis serta beberapa kata yang dikatakan oleh anak-anak pembantu
dengan memakai bahasa Belanda.
Adanya persoalan ini membuat seluruh penduduk menjadi heboh, karena ketika
itu belum ada anak-anak yang mempunyai keahlian untuk berbahasa Belanda.
Setelah tumbuh menjadi seorang gadis, Dewi Sartika kembali lagi kepada
ibunya yang kebaradaan ibunya itu di daerah Kota Bandung. Jiwanya yang telah
berkembang menjadi dewasa semakin membawanya untuk bisa menggapai seluruh
cita-cita yang ia impikan.
Hal ini di dukung juga oleh pamannya, Bupati Martangara, yang memiliki
cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Namun, walaupun memiliki keinginan
yang sama dengan pamannya, tidak membuat cita-cita itu bisa tercapai dengan
mudah.
Karena ketika itu terdapat sebuah adat yang membatasi para kaum perempuan.
Persoalan itu lah yang membuat paman Dewi Sartika mendapati kesusahan dan
sangat khawatir sekali kepada Dewi Sartika.
Namun dengan kegigihan dalam perjuangannya, alhasil Dewi Sartika ini dapat
membuat yakin pamannya dan mendapatkan izin untuk membangun sekolah untuk kaum
perempuan.
Dari tahun 1902, Dewi Sartika telah bisa merintis pendidikannya untuk kaum
wanita. Di sebuah ruangan yang terbilang kecil, dan letaknya tepat berada di
belakang rumah Ibunya yang berada di daerah Kota Bandung, Dewi Sartika juga
mengajar di depan beberapa anggota keluarganya yang perempuan.
Membaca, merendam, memasak, jahit-menjahit menjadi bahan pembelajaran
ketika itu. Setelah berkonsultasi dengan Bupati R.A Martanagara pada tanggal 16
Januari tahun 1904, Dewi Sartika membuka sebuah sekolah Istri yang mana sekolah
tersebut merupakan sekolah perempuan pertama se Hindia Belanda.
Ketika itu tenaga pengajarnya ada 3 orang, yakni diantaranya ialah Dewi
Sartika sendiri dan dibantu oleh kedua saudaranya yang bernama Nyi Poerwa dan
Nyi. Oewid, ketika itu murid-murid Dewi Sartika masih terdiri dari 20 orang.
Setahun kemudian tepatnya pada tahun 1905 sekolah yang dibangun dan
didirikan oleh Dewi Sartika ini menambah kelas, sehingga sekolah tersebut
berpindah ke Jalan Ciguriang, Kebon Cau. Tempat ini dibeli oleh Dewi Sartika
dengan uang tabungan dari hasil tabungannya sendiri dan juga ada tambahan biaya
dari Bupati Bandung.
Murid yang pertama lulus dari sekolah tersebut keluar pada tahun 1909,
Bahasa Sunda lebih melengkapi persyaratan kelengkapan sekolah formal. Tahun
berikutnya, terdapat dibeberapa daerah Pasundan timbullah beberapa sekolah
Istri, terutama sekolah yang dikelola oleh perempuan-perempuan sunda yang
memiliki cita-cita sama seperti cita-cita yang dinginkan oleh Dewi Sartika.
Ketika memasuki tahun 1912 telah berdiri sembilan sekolah istri di
kota-kota dan Kabupaten Pasundan. Ketika memasuki usa yang ke sepuluh, nama
dari sekolah ini pun diganti menjadi Sekolah Keutaman Istri.
Kota-kota dan Kabupaten daerah Pasundan lainnya yang belum mempunyai
Sekolah Keutamaan Istri hanya menetap di tiga tempat. Besarnya semangat ini
hingga menyebrang ke Bukit Tinggi, yang mana Sekolah Keutamaan Istri di bangun
oleh Encik Rama Saleh.
Seluruh daerah Pasundan lengkap memiliki sekolah keutamaan istri di setiap
titik daerahnya pada tahun 1920. Ditambah juga ada beberapa sekolah keutamaan
istri yang berdiri di Kota Kawedanaan.
Ketika memasuki bulan September tahun 1929, Dewi Sartika menyelenggarakan
pembangunan sekolahnya yang telah memasuki usia 25 tahun, yang mana ketika itu
Dewi Sartika melakukan pergantian lagi nama menjadi “Sekolah Raden Dewi”.
Karena jasa didalam bidang pendidikan, Dewi Sartika diberi gelar bintang jasa
oleh Pemerintahan Hindia Belanda.
Dewi Sartika wafat pada tanggal 11 September tahun 1947 di daerah
Tasikmalaya dan disemayamkan di Cigagadon Desa Rahayu, Kecamatan Cineam. Tiga
tahun kemudian beliau dimakamkan kembali di kompleks pemakaman Bupati Bandung
yang letaknya berada di Jl. Karang Anyar, Kabupaten Bandung.
REORIENTASI
Sudah sepantasnya kita sebagai salah satu anggota generasi muda harus
selalu mengenang dan mengenang seluruh jasa Dewi Sartika yang telah diberikan
kepada kita semua. Semangat dan jasanya dalam memperjuangkan pendidikan untuk
para kaum wanita tidak sepantasnya untuk kita lupakan begitu saja.
Semoga dengan apa yang sudah dikerjakannya, perempuan-perempuan di negara
Indonesia bisa mendapati pendidikan yang lebih baik lagi untuk dimasa yang akan
datang dan dimasa yang lebih cerah.
***
Tidak ada komentar: