Ads Top

MATI LAMPU



“Kok kipasnya gak nyala?”
“Mati lampu, Bu”
“Yaah saya gak bisa ngeprint dong kalo mati lampu. Coba daerah Sepang mati lampu gak sih”
Percakapan di atas terjadi ketika saya sedang memeriksa hasil ulangan harian siswa di kantor.  Percakapan yang dilakukan antara guru A dengan guru B. Dari percakapan itu, saya yang awalnya fokus memeriksa hasil ulangan siswa jadi terbagi pikirannya ke frasa “mati lampu”. Ada yang aneh dari kata “mati lampu”?. Jelas ada yang anah bin keliru. Kekeliruan terjadi karena kesalahan pemilihan kata (diksi). Maksud kata “mati lampu” di atas mungkin merujuk ke aliran listrik yang berhenti. Tetapi penggunaannya keliru. Coba perhatikan penggalan lirik lagu dangdut berikut ;
Aha .....Aha..... Mati Lampu Aduh Gelapnya Gelap-Gelapan Jadinya...
Frasa “mati lampu”: pada penggalan lirik lagu di atas jelas benar. Mengapa benar? Jawabannya karena maksud frasa “mati lampu” penggalan lirik di atas merujuk pada hilang atau berhentinya energi panas pada alat yang bernama lampu. Hal itu diperkuat oleh kata-kata berikutnya seperti kata ulang “gelap-gelapan”.
Kata “mati” dalam KBBI memiliki arti sudah hilang nyawanya atau tidak hidup lagi. Sedangkan kata “lampu” memiliki arti alat untuk menerangi. Jadi kalau diartikan secara sederhana frasa “mati lampu” berarti hanya lampunya saja yang mati. Sedangkan peralatan dan perlengkapan lainnya yang dialiri aliran listrik masih menyala.
Coba saja seandainya frasa “mati lampu” diganti dengan frasa “mati listrik”. Kata listrik dalam KBBI memiliki arti daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh adanya pergesekan atau melalui proses kimia, dapat digunakan untuk menghasilkan panas atau cahaya, atau untuk menjalankan mesin. Jadi frasa “mati listrik” dalam hal ini jelas memiliki arti bahwa hilangnya fungsi pada peralatan dan perlengkapan yang membutuhkan aliran daya. Baik itu lampu, setrika, lemari es, dan lain sebagainya.
Selain frasa “mati listrik”, menurut saya dapat juga menggunakan frasa lain seperti “mati setrum” atau “padam listrik”. Kata setrum dalam KBBI memiliki arti aliran (listrik). Jadi “mati setrum” berarti hilangnya aliran (listrik). Kemudian frasa “padam listrik” juga dapat digunakan untuk kondisi di mana tidak adanya aliran listrik di sekitar kita. KBBI merinci kata “padam” memiliki arti berhentinya sesuatu pada lampu, api, dan sebagainya.
Jadi, sekarang jangan sampai keliru dalam menyebutkan antara frasa “mati lampu” dengan “mati listrik” atau “mati setrum” atau “padam listrik” karena setiap orang memiliki persepsi sendiri-sendiri. Apabila salah mengucapkan kata maka akan salah juga tujuan yang ingin dicapai. (*)

*Dimuat dalam kolom Wisata Bahasa Koran Pikiran Rakyat, Minggu 10 Februari 2019

Tidak ada komentar:

zakifahrizal. Diberdayakan oleh Blogger.