KALIMAT EFEKTIF (PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF)
Kalimat Efektif
1. Pengertian Penguasaan Kalimat
Efektif
Kata penguasaan
menurut Nurgiyantoro (2009:162) menyatakan bahwa penguasaan merupakan kemampuan
seseorang yang dapat diwujudkan baik dari teori maupun praktik. Seseorang dapat
dikatakan menguasai sesuatu apabila orang tersebut mengerti dan memahami materi
atau konsep tersebut sehingga dapat menerapkannya pada situasi atau konsep
baru.
Menurut
Arifin dan Tasai, (2009: 89) kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbukan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Menurut Dupuy (2006:3) “Effective
sentence is a sentence which has a high understanding for its readers, uses
vocabulary proper and simple grammar. Sentences effectively communicate the
writer's ideas in clear and understandable form. Subject, predicate, and each
phrase is in the right place and shape. Use word options the right one, and the
complete sentence, not too short or too long. Effective sentences have two
structures, namely sentence structure and word structure (nouns, adjectives,
foreground) the compiler of simple but complex sentences (solid)”.
Jadi
menurut Dupuy (2006:3) kalimat
efektif adalah kalimat yang memiliki pemahaman
yang tinggi bagi pembacanya, menggunakan kosakata yang tepat dan tata bahasa yang sederhana.
Kalimat efektif mengkomunikasikan
ide-ide penulis dalam bentuk yang jelas dan dimengerti. Subjek,
predikat, dan setiap frase berada di
tempat dan bentuk yang tepat. Menggunakan pilihan kata yang tepat, dan kalimat yang lengkap, tidak
terlalu pendek atau terlalu panjang.
Kalimat efektif memiliki dua struktur, yaitu struktur kalimat dan
struktur kata (kata benda, kata sifat,
kata depan) penyusun kalimat sederhana namun kompleks (padat).
Wiyanto
(2012: 54) merinci kalimat efekif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan
(informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima oleh pendengar, yang
dimaksud singkat adalah hemat dalam penggunaan kata-kata. Hanya kata-kata yang
yang diperlukan yang digunakan. Kata-kata yang mubadzir berarti pemborosan. Pendapat tersebut serupa
dengan pendapat Putrayasa (2014:1) menjelaskan kalimat efektif adalah kalimat
yang baik karena apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara
(si penulis dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau penulis.
Kalimat efektif mampu membuat proses
penyampaian dan penerimaan berlangsung dengan sempurna.
Hal
demikian diperjelas oleh Rohmadi, dkk. (2014: 49) kalimat efektif adalah kalimat yang
komunikatif, mampu menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan
sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Kalimat tersebut harus memenuhi
beberapa kesantunan, di antaranya adalah struktur kalimat harus benar, pilihan
kata tepat, hubungan antar bagian logis, dan ejaan harus benar.
Akhadiah, dkk. (2012: 116) menjelaskan bahwa kalimat efektif
haruslah memiliki persyaratan gramatikal,
disusun berdasarkan kaidah
yang berlaku seperti: 1)
unsur-unsur penting yang harus dimiliki
setiap kalimat, 2) aturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan, 3) cara memilih
kata dalam kalimat (diksi). Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas
sehingga mudah dipahami orang lain secara
tepat. Kalimat efektif
harus memiliki kemampuan
untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang
terdapat pada pikiran pembicara atau
penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat
efektif haruslah disusun secara sadar
untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya. Sedangkan Kurniawan
(2015:59) mendeskripsikan kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan
gagasan penulisnya sedemikian rupa sehingga pembaca memahami gagasan yang sama.
Dilihat dari
pemaparan di atas mengenai pengertian kalimat efektif, terdapat kesamaan yang telah
dipaparkan oleh Dupuy, Waluyo, Akhadiah, Kurniawan, Putrayasa, dan Rohmadi, kalimat efektif
adalah kalimat yang
disusun berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat), memerhatikan ejaan yang disempurnakan, memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat
lengkap dan sederhana sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
atau pendengar. Kalimat efektif
harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud), tersusun
secara cermat dan
mengikuti kaidah yang
benar serta mengandung penalaran
yang benar atau logis.
Penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan seseorang
dalam menggunakan
kalimat yang disusun berdasarkan
kaidah-kaidah yang berlaku, seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat),
memerhatikan ejaan yang disempurnakan, memilih kata (diksi) yang tepat dalam
kalimat sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat
diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud
penulis/pembicara.
2. Ciri-ciri Kalimat Efektif
Menurut
Kurniawan (2015:59) menyebutkan bahwa ada dua syarat penulisan kalimat efektif:
(1) adanya kesatuan gagasan dan, (2) perpaduan unsur-unsur pembentuknya.
Kesatuan gagasan diungkapkan dalam oleh subjek (pokok kalimat) dan predikat
sebagai inti kalimat. Sementara itu unsur-unsur yang lain merupakan keterangan,
pelengkap atau objek. Sedangkan Akhadiah, dkk. (2012: 116) menyebutkan bahwa
kalimat efektif memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) kesepadanan dan kesatuan, (2)
kesejajaran bentuk, (3) penekanan, (4) kehematan dalam penggunaan kata, (5)
kevariasian dalam struktur kalimat.
Putrayasa (2014: 47) menjelaskan ciri kalimat efektif meliputi: 1) kesatuan (unity), bagaimana pun bentuk sebuah
kalimat, baik kalimat inti maupun kalimat luas, agar tetap berkedudukan sebagai
kalimat efektif, haruslah mengungkapkan
ide pokok atau satu kesatuan pikiran. Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada
keselarasan antara subjek-predikat, predikat-objek, dan predikat-keterangan. 2)
Kehematan (economy), adalah hubungan
jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang
diacu. 3) Penekanan (emphasis), adalah
upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan
perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur
atau bagian kalimat
yang diberi penegasan
itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau
pembaca. 4) Variasi (variety), kelincahan dalam penulisan tergambar dalam
struktur kalimat yang dipergunakan.
Penulisan dengan
pola kalimat yang sama akan membuat suasana monoton atau datar sehingga
menimbulkan kebosanan pada pembaca. Kalimat panjang yang terus menerus
dipakai akan membuat pembaca kehilangan
pegangan akan ide pokok yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca. Sedangkan Widjono (Rohmadi, dkk., 2014: 52) menyebutkan ciri kalimat
efektif adalah 1) keutuhan, kesantunan, kelogisan, atau kesepadanan makna
dan struktur, 2) kesejajaran bentuk kata dan atau struktur kalimat secara
gramatikal, 3) kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami, 4) kehematan
penggunaan unsur kalimat, 5) kecermatan dan kesantunan, dan 6) kevariasian kata
dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.
Dilihat dari pemaparan
di atas mengenai ciri-ciri kalimat efektif, terdapat kesamaan mengenai ciri-ciri kalimat efektif yang telah dipaparkan oleh Kurniawan,
Putrayasa, dan Rohmadi, kalimat efektif
memiliki ciri-ciri (1) kesatuan, (2) penekanan, (3) kevariasian, (4) kesejajaran,
(5) kelogisan/penalaran, (6) kehematan.
3. Struktur Kalimat Efektif
Menurut Putrayasa
(2014: 47) struktur kalimat efektif meliputi 1) struktur kalimat
umum, unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat dapat dibedakan menjadi unsur wajib dan takwajib
(manasuka). Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur subjek dan predikat).
Sedangkan unsur tak wajib atau unsur
manasuka adalah unsur yang boleh ada
boleh tidak (yaitu kata kerja bantu, keterangan aspek, keterangan waktu tempat,
dsb.). 2) Struktur kalimat paralel adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang
sama dalam susunan serial. Jika sebuah
ide kalimat dinyatakan dengan frasa, maka ide-ide yang sederajat harus dinyatakan
dengan frasa. 3) struktur kalimat periodik, pada kalimat umum, unsur-unsur yang
dikemukakan cenderung intinya, tetapi
kalimat periodik, unsur-unsur tambahan dikemukakan terlebih dahulu
kemudian dimunculkan bagian intinya.
Berdasarkan
pendapat ahli di atas, kalimat
efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum, paralel, dan periodik.
4. Aspek-aspek Pengukuran Penguasaan Kalimat Efektif
Menurut Putrayasa
(2014: 47) ciri kalimat efektif meliputi: 1) kesatuan (unity), bagaimana pun bentuk sebuah kalimat,
baik kalimat inti maupun kalimat
luas, agar tetap
berkedudukan sebagai kalimat
efektif, haruslah mengungkapkan
ide pokok atau satu kesatuan pikiran. Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada
keselarasan antara subjek - predikat, predikat-objek, dan predikat-keterangan.
2) Kehematan (economy), adalah
hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. 3) Penekanan (emphasis), adalah upaya pemberian
aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur
atau bagian kalimat, agar unsur atau
bagian kalimat yang
diberi penegasan itu
lebih mendapat perhatian dari
pendengar atau pembaca.
Caranya: mengubah
posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat. 4) Variasi (variety), kelincahan dalam penulisan tergambar dalam
struktur kalimat yang dipergunakan. Penulisan dengan pola kalimat yang sama
akan membuat suasana monoton atau datar sehingga menimbulkan kebosanan pada
pembaca. Kalimat panjang yang terus menerus dipakai akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan
ide pokok yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada pembaca.
Kalimat efektif juga memiliki aspek
kesejajaran. Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu
menggunakan kata kerja berimbuhan di-. Kalimat
efektif sangat memperhatikan aspek kelogisan. Kalimat efektif harus mudah
dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal. Dalam penyusunan kalimat efektif secara
tertulis harus memperhatikan ejaan. Ejaan yang tepat sangat membantu
tersampaikannya pesan/maksud yang terkandung dalam kalimat.
Berdasarkan
pendapat-pendapat di atas indikator siswa menguasai kalimat efektif dikaji dari
pemahaman siswa akan unsur-unsur kalimat efektif yang meliputi kesatuan gagasan, kepaduan/koherensi, kesejajaran/paralelisme,
kehematan kata, kelogisan, dan penggunaan EYD. Siswa memiliki kemampuan
menyusun kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku, seperti kesatuan gagasan, unsur-unsur penting yang harus
dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat), memerhatikan ejaan yang
disempurnakan, memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat lengkap dan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kalimat efektif
yang disusun siswa harus mengandung kejelasan isi (ketersampaian maksud),
tersusun secara cermat, mengikuti kaidah kesejajaran, kehematan dan ejaan yang
benar serta mengandung penalaran yang logis. Penggunaan EYD
juga sangat ditekankan
karena kesalahan dalam penulisan huruf, kata, dan tanda baca
dapat mengaburkan bahkan mengubah makna suatu kalimat.
Tidak ada komentar: