Ads Top

Metode Pembelajaran (Metode Index Card Match (ICM))

Metode Pembelajaran

Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode pembelajaran berarti cara-cara yang dipakai untuk menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Salah satu keterampilan guru yang memegang posisi penting adalah keterampilan memilih metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran berkaitan langsung dengan usaha guru dalam menampilkan pengajaran sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal (Fathurrohman, 2007:55).
Metode merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan memiliki peranan yang sangat strategis. Nilai strategis metode pembelajaran adalah dapat mempengaruhi jalannya kegiatan pembelajaran. Suatu contoh, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru menjadi kurang terjadi interaksi anara guru dan siswa karena menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat justru akan mempersulit guru untuk mencapai tujuan pembelajaran (Djamarah, 2006: 86).

2.1.2 Metode Index Card Match (ICM)
Banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah metode Index Card Match. Metode index card match adalah metode peninjauan kembali (review) yang menyenangkan yang cara kerjanya adalah mencari pasangan kartu dimana kartu tersebut berisi kartu soal dan kartu jawaban. Silberman (2009:240) menyatakan index card match adalah salah satu teknik intruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan). Menurut Rahmawati et al. (2011: 29) Metode  index card match merupakan metode pengulangan (peninjauan kembali) materi, sehingga siswa dapat mengingat kembali materi yang telah dipelajarinya. Zaini et al. (2008: 67) menyatakan metode index card match merupakan metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiiki bekal pengetahuan.
Menurut Ni’mah et al. (2013: 3) Metode Index card Match adalah metode pembelajaran yang menyenangkan karena menerapkan cara belajar sambil bermain yang membuat siswa tidak bosan atau jenuh serta dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode Index Card Match merupakan metode pembelajaran yang penggunaannya dengan cara memasangkan kartu-kartu tentang materi pembelajaran yang sedang  atau yang telah diajarkan sebelumnya. Kartu tersebut sebagian berisi jawaban sebagian berisi soal dan metode pembelajaran ini dilakukan secara berpasangan.
Metode index card match menuntut siswa untuk menguasai dan memahami konsep melalui pencarian kartu index. Pembelajaran dengan menggunakan metode ini dapat memupuk kerjasama siswa dan melatih pola pikir siswa. Siswa dilatih kecepatan berfikirnya dalam mempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu jawaban atau kartu soal dengan mendiskusikan bersama pasangannya membuat siswa lebih mengerti dengan konsep materi yang sedang dipelajari. Selain meningkatkan tingkat pemahaman siswa, metode index card match juga dapat memaksimalkan aktifitas siswa dalam belajar untuk memperoleh informasi. Informasi yang telah didapatkan akan disampaikan pada siswa lain agar semua siswa dapat mengetahui informasi yang didapatkan dari setiap pasangan. Metode index card match melatih siswa untuk belajar dari temannya sehingga perolehan informasi tidak hanya didapatkan dari guru namun juga didapatkan dari temannya.
Metode  index card match mengikutsertakan siswa secara aktif, mengandung unsur permainan sehingga diharapkan siswa tidak bosan dalam pembelajarannya. Selain itu, metode ini mempunyai peran penting memberikan efek yang menyenangkan yaitu mampu memberi kesan yang mendalam pada siswa sehingga akan mempermudah dan meningkatkan motivasi belajar untuk belajar lebih rajin serta memperolah hasil belajar yang optimal (Rahmawati et al., 2011: 29). Menurut Zaini et al. (2008:69) tujuan penerapan metode Index Card Match yaitu untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok. Dengan metode Index Card Match ini siswa akan lebih semangat, antusias dalam belajar, lebih cermat, dan mudah untuk memahami  dan mengingat suatu materi pelajaran. Metode ini juga digunakan untuk melibatkan siswa dalam kegiatan belajar karena melalui metode index card match siswa dapat berinteraksi dengan guru ataupun siswa lainnya. Selain itu siswa juga dapat menggali kembali pengetahuan yang diperolehnya selama mengikuti pembelajaran.
Untuk penggunaan, kartu tersebut dibagikan kepada seluruh siswa. kemudian siswa berfikir sejenak apa yang cocok untuk jawaban dan pertanyaan yang ada di kartu tersebut dan mencari jawabannya yang ada di kartu yang lainnya. Keadaan ini menggambarkan bahwa kegiatan proses belajar mengajar di kelas tidak hanya berupa penyajian informasi saja, siswa datang duduk dan mendengarkan, tetapi siswa juga ikut berperan aktif  dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Proses pembelajaran semacam ini tidak harus di dalam kelas, bisa juga di luar kelas agar peserta didik tidak merasa bosan sebab penyakit yang banyak diderita peserta didik selama mengikuti pelajaran adalah kejenuhan.
Menurut Zaini et al. (2008: 67-68) langkah-langkah metode  index card match yaitu :
1.      Membuat  potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas.
2.      Membagi  jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
3.      Menulis  pertanyaan tetang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
4.      Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.
5.      Mengocok  semua kertas sehingga tercampur antara soal dan jawaban.
6.      Memberikan satu kartu pada setiap peserta didik. Kemudian jelaskan bahwasanya ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
7.      Meminta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika sudah ada yang menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan.
8.      Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, meminta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan kertas kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.
9.      Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Penggunaan metode tentunya juga perlu manajemen waktu yang tepat khususnya saat digunakan pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak. Guru juga harus siap dengan soal yang bervariatif. Pembacaan soal dan jawaban yang dilakukan oleh tiap-tiap pasangan jika jumlah siswa banyak akan memakan waktu yang tidak sedikit. Metode ini terkendala dilakukan jika jumlah siswa tidak genap. Namun kendala tersebut dapat diatasi dengan memodifikasi dan menyesuaikan dengan kondisi siswa dan materi pelajaran yang ada metode ini tetap menarik untuk diterapakan. Pada penelitian ini langkah-langkah metode index card match dimodifikasi dari langkah-langkah Zaini et al. (2008: 67-68) dan Silberman (2009: 240-241).
Langkah-langkah metode Index Card Match dalam kegiatan pembelajaran pada penelitian ini adalah :
1.         Guru menyampaikan atau mempresentasikan materi pembelajaran
2.         Guru menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam kartu index terpisah, ditulis pertanyaan yang berkaitan dengan materi, dan pada kartu lainnya ditulis jawaban dari masing-masing pertanyaan yang telah disediakan.
3.         Guru mencampur kedua jenis kartu tersebut (kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban) menjadi satu dan dikocok sampai benar-benar tercampur.
4.         Kartu dibagikan kepada masing-masing siswa. Masing-masing siswa memegang satu kartu. Siswa diberi petunjuk bahwa kartu yang dipegang merupakan suatu bahan latihan serta permainan.
5.         Siswa diberikan waktu sejenak untuk memikirkan pertanyaan dan jawaban dari kartu yang diperolehnya.
6.         Guru memerintahkan kepada siswa untuk menemukan pasangan dari kartu yang telah dipegangnya.
7.         Bagi siswa yang sudah menemukan pasangan kartunya, kemudian duduk bersebelahan dan mendiskusikan pertanyaan dan jawabannya.
8.         Ketika semua sudah menemukan pasangannya guru memerintahkan siswa untuk membacakan pertanyaan dan jawaban yang benar secara bergantian.
9.         Sebelum siswa membacakan jawaban, siswa yang lain yang tidak mendapatkan pasangan menanggapi pertanyaan yang telah dibacakan sebelumnya.
10.     Guru melakukan klarifikasi terhadap jawaban siswa.

Menurut Zaini et al. (2008: 69) metode Index Card Match mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode index card match dapat dijadikan sebagai strategi alternatif yang dirasa lebih memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik yang dimaksudkan adalah bahwa peserta didik menyukai belajar sambil bermain, maksudnya dalam proses belajar mengajar, guru harus bisa membuat peserta didik merasa tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat dicapai. Pembelajaran dengan metode index card match dapat diterapkan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Pembelajaran dengan metode index card match dapat dipakai untuk mengatasi kebosanan peserta didik pada mata pelajaran atau proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa. Sebagai metode pembelajaran untuk mengaktifkan peserta didik dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagai sarana untuk meningkatkan interaksi guru dan peserta didik sehingga pembelajaran akan lebih berkualitas. Sebagai sarana untuk yang tepat untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

Kekurangan metode index card match Memerlukan manajemen waktu yang cukup lama khususnya saat digunakan pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak. Guru harus siap dengan soal yang bervariatif. Pembacaan soal dan jawaban yang dilakukan oleh tiap-tiap pasangan jika jumlah peserta didik banyak akan memakan waktu mengakibatkan kebosanan pada peserta didik. Metode ini terkendala dilakukan jika jumlah peserta didik tidak genap. Namun demikian dengan modifikasi dan menyesuaikan dengan kondisi peserta didik dan materi pelajaran yang ada. Suasana kelas menjadi ramai sehingga dapat mengganggu kelas lain.

Tidak ada komentar:

zakifahrizal. Diberdayakan oleh Blogger.