MAKALAH HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENDIDIKAN
HUBUNGAN
FILSAFAT DENGAN ILMU PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Filsafat
ilmu pendidikan
Oleh
ZAKI FAHRIZAL
JURUSAN PENDIDIKAN
BAHASA INDONESIA
PASCASARJANA
UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sebagaimana
diketahui bahwa manusia adalah sebagai
kholifah Allah di bumi. Sebagai kholifah, manusia mendapat kuasa dan
wewenang untuk melaksanakannya, dengan
demekian pendidikan merupakan urursan hidup dan kehidupan manusia dan merupakan
tanggung jawab manusia itu sendiri.
Untuk mendidik
dirinya sendiri, pertama-tama manusia harus memahami dirinya sendiri, apa
hakikat manusia, bagaimana hakikat hidup dan kehidupannya, apa tujuan hidup dan
apa pula tujuan hidupnya.
Filsafat,
sebagai daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami, mendalami, dan
menyelami secara radikal dan integral serta sisitematis mengenal ketuhanan,
alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya yang
dapat dicapai oleh akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah
mencapai pengetahuan itu, hakikat filsafat selalu menggunakan ratio (pikiran),
dalam perjalanan hidupnya manusia di hadapkan kepada pengalaman-pengalaman
peristiwa alamiyah yang ada di sekitarnya. Pengalaman-pengalaman lahir ini
merupakan sejarah hidupnya yang mengesankan dan kemudian mendorong untuk
melakukan perubahan-perubahan bagi kepentingan hidup dan hidupnya
Filsafat membahas sesuatu dari
segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah
kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang
sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa
diamati oleh manusia saja. Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati hanya
sebagian kecil saja, diibaratkan mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang
di atas permukaan laut saja. Semantara filsafat mencoba menyelami sampai
kedasar gunung es itu untuk meraba segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan
renungan yang kritis.
Sedangkan pendidikan merupakan salah
satu bidang ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmu lain. Pendidikan lahir dari
induknya yaitu filsafat, sejalan dengan proses perkembangan ilmu, ilmu
pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari dari induknya. Pada awalnya
pendidikan berada bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa
membebaskan diri dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia
untuk kepentingan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan
peningkatan hidup manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pendidikan dalam analisis filsafat itu?
2.
Bagaimana
pendekatan filosofi dalam pemecahan masalah pendidikan?
3.
Bagaimana
hubungan filsafat dan teori pendidikan?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui bagaimana pendidikan dalam analisis filsafat.
2. Untuk
mengetahui Bagaimana pendekatan filosofi dalam pemecahan masalah pendidikan.
3. Untuk
mengetahui bagaimana hubungan filsafat dan teori pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan
dalam Analisis Filsafat
Masalah pendidikan adalah merupakan
masalah hidup dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang
bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada
hakikatnya adalah proses yang satu.
Pengertian yang luas dari pendidikan
sebagaimana dikemukakan oleh Lodge, yaitu bahwa: “life is education,
and education is life”, akan berarti bahwa seluruh proses hidup dan
kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan segala pengalaman sepanjang
hidupnya merupakan dan memberikan pengaruh pendidikan baginya. Dalam artinya
yang sepit, pendidikan hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu memberikan
dasar-dasar dan pandangan hidup kepada generasi yang sedang tumbuh, yang dalam
prakteknya identik dengan pendidikan formal di sekolah dan dalam situasi dan
kondisi serta lingkungan belajar yang serba terkontrol.
Bagaimanapun luas sempitnya
pengertian pendidikan, namun masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang
berhubungan langsung dengan hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan
usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaanya, dalam
membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar
pandangan hidup kepada generasi mu, agar nantinya menjadi manusia yang sadar
dan bertanggung jawab akan tugas-tugasnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat
hakikat dan ciri-ciri kemanusiannya dan pendidikan formal di sekolah hanya
bagian kecil saja dari padanya. Tetapi merupakan inti dan bisa lepas kaitannya
dengan proses pendidikan secara keseluruhannya.
Dengan pengertian pendidikan yang luas, berarti bahwa
masalah kependidikan pun mempunyai ruang lingkup yang luas pula, yang
menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Memang diantara
permasalahan kependidikan tersebut terdapat masalah pendidikan yang sederhana
yang menyangkut praktek dan pelaksanaan sehari-hari, tetapi banyak pula pula
diantaranya yang menyangkut masalah yang bersifat mendasar dan mendalam,
sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dalam memecahkannya. Bahkan
pendidikan juga menghadapi persoalan-persoalan yang tidak mungkin
terjawabdengan menggunakan analisa ilmiah semata-mata, tetapi memerlukan
analisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa masalah kependidikan yang memerlukan analisa filsafat
dalam memahami dan memecahkannya, antara lain:
1.
Masalah
kependidikan pertama yang mendasar adalah tentang apakah hakikat pendidikan
itu. Mengapa pendidikan itu harus ada pada manusia dan merupakan hakikat hidup
manusia itu, dan bagaimana hubungan antara pendidikan dengan hidup dan
kehidupan manusia.
Apakah pendidikan
itu berguna untuk membawa kepribadian manusia, apakah potensikereditas yang
menentukan kepribadian manusia itu, atau faktor-faktor yang berasal dari
luar/lingkungan dan pendidikan. Mengapa anak yang mempunyai potensi hereditas
yang tidak baik, walaupun mendapatkan pendidikan dan lingkungan yang baik,
tetap tidak berkembang.
2.
Apakah
sebenarnya tujuan pendidikan itu. Apakah pendidikan itu untuk individu, atau
untuk kepentingan masayarakat. Apakah pendidikan dipusatkan untuk membina
kepribadian manusia ataukah untuk pembinaan masyarakat. Apakah pembinaan
manusia itu semata-mata unuk dan demi kehidupan riel dan materil di dunia ini,
ataukah untuk kehidupan kelak di akhirat yang kekal
Masalah-masalah tersebut merupakan
sebagian dari contoh-contoh problematika pendidikan, yang dalam pemecahannya
memerlukan usaha-usaha pemikiran yang mendalam dan sistematis, atau analisa
filsafat. Dalam memecahkan masalah-masalah tersebut,
Analisa filsafat menggunakan
berbagai macam pendekatan yang sesuai dengan permasalahannya. Diantara
pendekatan (approach) yang digunakan antara lain:
- Pendekatan
secara spekulatif, yang disebut juga sebagai cara pendekatan reflektif,
berarti memikirkan, mempertimbangkan, juga membeyangkan dan menggambarkan.
- Pendekatan
normatif, artinya nilai atau aturan dan ketentuan yang berlaku dan
dijunjung tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia.
- Pendekatan
analisa konsep, artinya pengertian atau tangkapan seseorang terhadap
sesuatu objek. Setiap orang mempunyai pengertian atau tangkapan yang
berbeda-beda mengenai yang sama, tergantung pada perhatian, keahlian dan
kecendrungan masing-masing.
- Analisa
ilmiah terhadap realitas kehidupan sekarang yang actual (scientific
analysis of current life ) penedekatan ii sasarannya adalah
masalah-masalah kependidikan yang actual , yang menjadi problem masa kini,
dengan menggunakan metode ilmiah dapat di diskripsikan dan kemudian di
pahami permasalan-permasalahan yang hidup dan berkembang dalam masayrakat
dan dalam proses pendidikan serta aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan pendidikan.
2.2
Pendekatan Filosofi Dalam Pemecahan Masalah
Pendidikan
Pendekatan filosofis adalah cara
pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan inti, hakikat, atau
hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya. Dengan kata lain,
pendekatan filosofis adalah upaya sadar yang dilakukan untuk menjelaskan apa
dibalik sesuatu yang nampak.
Pendekatan
filosofis untuk menjelaskan suatu masalah dapat diterapkan dalam aspek-aspek
kehidupan manusia, termasuk dalarn pendidikan. Filsafat tidak hanya melahirkan
pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat terapan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
yang dihadapi. John Dewey (1964) berpendapat bahwa filsafat merupakan teori
umum tentang pendidikan. Filsafat sebagai suatu sistem berpikir akan menjawab
persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban
filosofis pula.
Filsafat pendidikan sebagai filsafat terapan,
yaitu studi tentang penerapan asas-asas pemikiran filsafat pada masalah-masalah
pendidikan pada dasarnya mengenal dua pendekatan yang polaritis, yaitu :
1.
Pendekatan
Tradisional
Pendekatan tradisional dalam
Filsafat pendidikan melandaskan diri pada asas-asas sebagai berikut:
a. Bahwa dasar-dasar pendidikan adalah
filsafat, sehingga untuk mempelajari filsafat pendidikan haruslah memiliki
pengetahuan dasar tentang filsafat.
b. Bahwa kenyataan yang esensial baik
dan benar adalah kenyataan yang tetap, kekal dan abadi.
c. Bahwa nilai norma yang benar adalah
nilai yang absolut, universal dan obyektif.
d. Bahwa tujuan yang baik dan benar menenukan alat dan sarana, artinya
tujuan yang baik harus dicapai dengan alat sarana yang baik pula.
e. Bahwa faktor pengembang sejarah atau sosial (science,
technology, democracy dan industry) adalah sarana alat untuk prosperity of life
dan bukannya untuk welfare of life sebagai tujuan hidup dan pendidikan
sebagaimana yang ditentukan oleh filsafat.
2.
Pendekatan
Progresif
Sebagai penghujung yang lain dari
pendekatan di atas dan dari kontinuitas aliran filsafat pendidikan adalah
pendekatan progresif kontemporer dengan dasar-dasar pemikiran sebagai berikut:
a.
Bahwa
dasar-dasar pendidikan adalah sosiologi, atau filsafat sosial humanisme ilmiah,
yang skeptis terhadap kenyataan yang bersifat metafisis transendental.
b.
Bahwa
kenyataan adalah perubahan, artinya kenyataan hidup yang esensial adalah
kenyataan yang selalu berubah dan berkembang.
c.
Bahwa
truth is man-made, artinya kebenaran dan kebajikan itu adalah kreasi manusia,
dengan sifatnya yang relatif temporer bahkan subyektif.
d.
Bahwa tujuan dan dasar-dasar hidup dan pendidikan relatif
ditentukan oleh perkembangan tenaga pengembang sosial dan manusia, yang
merupakan sumber perkembangan sosial masyarakat.
e.
Bahwa
antara tujuan dan alat adalah bersifat kontinu, bahwa tujuan dapat menjadi alat
untuk tujuan yang lebih lanjut sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat.
2.3
Hubungan
filsafat dan teori pendidikan
Hubungan
antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar,
arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan
aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk
menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan
nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai.
Sebagaimana
telah di kemukakan bahwa tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan
dengan menggunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara masalah-masalah
kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis, analisa
filsafat terhadap masalah-masalah pendidikan tersebut, dengan berbagai cara
pendekatannya, akan dapat menghasilkan pendangan-pndangan tertentu mengenai
masalah-maslah kependidikan bisa
tersebut. Dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori-teori
pendidikan . disamping itu jawaban-jawaban yang telah di kemukakan oleh jenis
dan aliran filsafat tertentusepanjang sejarah terhadap problematika kehidupanyg
dihadapinya menunjukkan pandangan-pandangan tertentu yang tentunya juga akan
memperkaya teori-teori pendidikan. Dengan demikian terdapat hubungan fungsional
antara filsafat dan teori pendidikan
Hubungan
fungsional antara filsafat dan teori pendidikan teori pendidikan dapat
diuraikan sebagai berikut :
1.
Filsafat,
dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara Pendekatan yang
digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan
dan menyusun teori- teori pendidikannya, disamping menggunakan metode- metode
ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat, sebagi pandangan tertentu
terhadap sesuatu obyek, misalnya filsafat idelisme, realisme, materialisme dan
sebaginya, akan mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori-
teori pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu terhadap teori-
teori pendidikan yang di kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan
kata lain, teori- teori dan pandangan- pandangan filsafat pendidikan yang
dikembangkan oleh fillosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh
pandangan dan airan filsafat yang dianutnya.
2.
Filsafat,
juga berpungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan
oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat
tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar
teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut
bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan
kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah
merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat
hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan
dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah
letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori
pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai
dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.
3.
Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai
fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori
pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan
yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan
menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang
tertentu pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu
masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan
arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya
menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan
selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik).
Di samping hubungan fungsional
tersebut, antara filsafat dan teori pendidikan, juga terdapat hubungan yang
bersifat suplementer, sebagai berikut :
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan
tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi
hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan sistem atau
teori pendidikan (science of education) yang meliputi politik pendidikan,
kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi pendidikan dan
pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam
pembangunan masyarakat dan Negara
Definisi
di atas merangkum dua cabang ilmu pendidikan yaitu, filsafat pendidikan dan
system atau teori pendidikan, dan hubungan antara keduanya adalah bahwa yang
satu “supplemen” terhadap yang lain dan keduanya diperlukan oleh setiap guru
sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar di bidang studi tertentu”.
2.4
Manfaat
Mempelajari Filsafat
Filsafat pendidikan,
meskipun tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk mempelajarinya, namun
ternyat memiliki dampak dan juga manfaat yang banyak. Apa saja manfaat filsafat
pendidikan? Berikut ini adalah beberapa manfaat dari filsafat pendidikan :
1.
Menjadi salah satu landasan dalam
perkembangan ilmu pendidikan
Pendidikan sendiri, tidak
lain juga merupakan sebuah ilmu yang dapat terus berkembang seiring dengan
berjalannya waktu. Dengan adanya filsafat pendidikan, maka setiap peneliti yang
berkecimpung dan merupakan salah satu pengamat di bidang pendidikan dapat
terbantu untuk lebih mengembangkan ilmu pendidikan yang ada. Berawal dari
pertanyaan mengenai apa, mengapa dan juga bagaimana, yang merupakan dasar utama
dari filsafat.
Hal ini dapat membantu para
peneliti dan juga mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan mampu
mengembangkan dan menyempurnakan ilmu pendidikan yang sudah ada.
2.
Menjadi landasan dari kebijakan mengenai
program pendidikan
Segala sesuatu yang
diwajibkan dan juga merupakan hak warga Negara pastinya harus diatur dalam
sebuah undang-undang atau aturan tertentu. Peraturan mengenai pendidikan ini
dibuat dengan menggunakan prinsip filsafat pendidikan. Dengan menggunakan
prinsip filsafat, yaitu mengetahui :
- Apa yang harus dilakukan untuk
memajukan pendidikan
- Mengapa pendidikan itu perlu
- Bagaimana melaksanakan pendidikan
Maka dengan demikian dapat
dibuat suatu peraturan atau undang-undang yang melandasi bidang pendidikan
sehingga pendidikan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kebingungan bagi
para pendidik maupun yang terdidik.
3.
Menjadi landasan untuk berkarya dan juga
mengabdi di bidang pendidikan
Pertanyaan filosofis
mengenai pendidikan, seperti mengapa pendidikan itu penting dapat memberikan
jawaban kepada mereka yang ingin mengabdi menjadi tenaga pendidik. Dengan
adanya filsafat pendidikan, maka tujuan pengabdian dari setiap insan pendidik
akan menjadi jelas, dan hal ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh pemahaman
dan juga pengimplementasian mengenai filsafat pendidikan.
4.
Menentukan kurikulum dan juga materi yang
harus diajarkan dalam bidang pendidikan
Untuk menentukan kurikulum
dan materi-materi apa saja yang harus diberikan oleh tenaga pendidik, sesuai
dengan tingkatan usianya bukanlah hal yang mudah. Namun dengan adanya filsafat
penelitian, maka akan lebih mudah untuk mengkaji hal-hal apa saja yang harus
diberikan kepada peserta didik untuk memperoleh materi dan pendidikan yang
sesuai dengan kondisi dan juga usia mereka dengan cara pembuatan kurikulum
ajar.
5.
Memberikan pemahaman menyeluruh mengani
dunia pendidikan
Meskipun sudah sangat
sering mempelajari tentang pendidikan, namun mungkin masih banyak beberapa
orang yang belum memiliki pemahaman seutuhnya mengenai arti dan juga manfaat
dari pendidikan. Dengan manfaat filsafat pendidikan, maka pemahaman dan arti
keseluruhan mengai apa itu pendidikan akan menjadi lebih jelas dan membuat
siapapun akan menjadi lebih paham mengenai dunia pendidikan.
6.
Membuat para pelaku di bidang pendidikan
mampu memberikan materi pendidikan lebih baik lagi
Dengan adanya manfaat
filsafat pendidikan, maka setiap pendidik sudah dapat memahami bagaimana
memberikan dan juga mengembangkan materi pendidikan dengan baik. Nah, hal ini
pun akan sangat bermanfaat dan penting bagi para pelaku di bidang pendidikan
agar lebih paham terhadap materi pendidikan yang harus diajar dengan lebih baik
lagi..
7.
Menciptakan generasi pendidik dan tenaga
pengajar yang berkalitas
Sekali lagi, pemahaman yang
diperoleh para pendidik mengenai pendidikan akan membuat kualitas dari para
pendidik tersebut menjadi lebih baik lagi. Jadi, secara harafiah, apabila ingin
meningkatkan kualitas pendidikan dan juga kualitas dari tenaga pendidik, maka
setiap pendidik haruslah memahamai dan juga mempelajari mengenai filsafat
pendidikan, agar dapat menjadi tenaga pendidik yang lebih baik lagi, sekaligus
mampu untuk memajukan dan juga mengembangkan pendidikan di Indonesia secara
khususnya.
8.
Membuat para peserta didik dapat memahami apa
saja yang sebenarnya harus diketahui dan juga dipelajari selama menempuh jalur
pendidikan tertentu
Untuk menjadi seorang
tenaga pendidik maupun tenaga professional yang berfungsi untuk mendidik
seseorang, maka mereka haruslah memahami hal apa saja yang harus diketahui pada
bidang pendidikannya masing-masing. Hal ini dapat diperoleh dengan baik apabila
seseorang mampu memahami dan mempelajari filsafat pendidikan.
9.
Meningkatkan kualitas pendidikan
Manfaat penting lainnya
dari filsafat pendidikan adalah dapat meningkatkan kualitas dari pendidikan.
Hal ini tentu saja sejalan dengan manfaat lainnya dari filsafat pendidikan,
yaitu dapat emeningkatkan pemahamn dan juga kualitas dari para tenaga pendidik.
Tentu saja hal ini dapat berpengaruh langsung kepada kualitas pendidikan
Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
3.1
KESIMPULAN
Filsafat dan
pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh
tentang pemikiran yang menggunakan akal sehat dengan adanya kebenaran dalam memecahkan
permasalahan/kesulitan. Sedangkan pendidikan adalah salah satu dari suatu
proses yang diharapkan untuk mencapai tujuan, seperti kematangan, integritas
atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim.
Jadi filsafat dan pendidikan
ini saling berhubungan. Keduanya menjadi
arah, dasar, dan pedomam suatu kehidupan.
Masalah
pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Proses
pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan
kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu.
Pendekatan
filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan
inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya.
Hubungan
antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar,
arah dan pedoman suatu sistem pendidikan
3.2
SARAN
Semoga dengan penulisan makalah ini
dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal dalam mempelajafi filsafat.
Jadikanlah filsafat sebagai penentuan terhadap penentuan hidup dan pegangan fundamental
dalam memecahkan masalah politik, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya yang
terjadi dalam masyarakat yang setiap saat berubah dan berkembang dalam konteks
akselerasi dan medernisasi.
DAFTAR PUSATAKA
Ihsan, hamdani
dan Ihsan fuad. filsafat pendidikan islam. Bandung. Pustaka Setia.2001
Zuhairini.filsafat
pendiikan islam. Jakarta. Bumi Askara. 2009
http://kresinda.blogspot.com/2012/04/hubungan-filsafat-dengan-filsafat.html
http://pendidikanadministrasi.blogspot.com/2012/01/filsafat-dan-teori-pendidikan.html
Tidak ada komentar: