Ads Top

MODEL - MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL


MODEL - MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL



BAB I
PENDAHULUAN
               A.    Latar Belakang Masalah
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Pengertian lain adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran pada siswa di dalam kelas, baik secara individual maupun secara kelompok. Agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Belajar mengajar sebagai suatu kegiatan, seiring dengan adanya makhluk manusia di muka bumi ini, sejak semula kegiatan belajar mengajar ini telah dilakukan oleh manusia bahkan dalam batas-batas tertentu juga hewan, dalam upaya membimbing anak keturunannya agar berhasil dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
            Metode konvensional merupakan metode yang sering digunakan hampir dalam tiap kali pengajaran terutama pada pendidikan tingkat bawah. Karena metode ini sederhana dan mudah digunakan. Berikut ini pemakalah akan memaparkan segala sesuatu yang berkaitan dengan metode konvensional.
B.     Rumusan Masalah
1)      Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran konvensional?
2)      Bagaimana ciri- ciri Metode Pembelajaran Konvensional?
3)      Bagaimana macam-macam Pembelajaran Konvensional?

C.    Tujuan
1)      Ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan metode konvensional.
2)      Ingin mengetahui ciri- ciri Metode Pembelajaran Konvensional.
3)      Ingin mengetahui macam-macam Pembelajaran Konvensional.

1
2
BAB II
ACUAN TIORITIK DAN PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Pembelajaran Konvensional
Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Metode adalah jalan atau cara yang ditempuh seorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.
Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional mempunyai beberapa pengertian menurut para ahli, diantaranya:
Djamarah (1996), metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.
Ujang Sukandi (2003), mendefenisikan bahwa pendekatan konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep - konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai “pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu.

3
Berdasarkan penjelasan diatas, maka pendekatan konvensional dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensi.                                                                                               
B.  Ciri- ciri Metode Pembelajaran Konvensional
           Secara umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah:
Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar.
a.       Belajar secara individual
b.      Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
c.       Perilaku dibangun atas kebiasaan
d.      Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
e.       Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran
f.        Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
g.      Interaksi di antara siswa kurang
h.      Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.
C.  Metode Pembelajaran Konvensional
Beberapa metode konvensional yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran diantaranya:
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode penyajian pelajaran dengan penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik.

4
Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
Dra. Roestiyah N.K. mengatakan bahwa metode ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
Adapun  menurut Gilstrap dan Martin 1975. Ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya.
Dalam metode ini yang mempunyai peran utama adalah guru. Seorang guru dapat menggunakan metode ini apabila:
a)    Bahan pelajaran yang akan disampaikan terlalu banyak.
b)    Ingin  mengajarkan topik baru.
c)    Tidak ada metode lain yang akan dipergunakan.
d)    Menghadapi jumlah siswa yang banyak
Kelebihan metode ini:
a.       Guru mudah menguasai kelas

5
 b.   Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
 c.   Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
d.   Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
      e.   Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
Kelemahan metode ini:
              a.   Mudah menjadi verbalisme
              b.   Yang visual menjadi rugi, yang auditif yang besar menerimanya
             c.   Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan
             d.  Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya ini sukar sekali
                  e.   Menyebabkan siswa menjadi pasif.

2.      Metode Diskusi
         Metode diskusi adalah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan.
Menurut Hasibuan (1985), Diskusi adalah visi dari dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan dengan saling bertatap muka tentang tujuan atau target yang telah diberikan dengan cara pertukaran informasi atau mempertahankan.
Moh. Uzer Usman (2005:94), menyatakan bahwa diskusi kelompok adalah proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang di wajah informal untuk menghadapi interaksi dengan berbagai pengalaman atau informasi, kesimpulan atau solusi untuk masalah.

6
Sedangkan Moh. Surya (1975:107), mendefinisikan diskusi kelompok adalah proses di mana siswa akan mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi pengalaman merekasendiri dalam memecahkan masalah umum.
Dan Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving).
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan isi pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahkan suatu masalah (Depdikbud., 1986: 19, dalam Moedjiono, 1991/1992).
Dari berbagai pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah kegiatan belajar yang responsive berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematik, pemunculan ide-ide ataupun pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan dan jawaban  suatu masalah.
                  Metode ini dapat dipergunakan apabila:
a)    Soal-soal yang pemecahannya sebaiknya diserahkan kepada siswa.
b)    Untuk mencari keputusan dan jawaban suatu masalah.
c)    Membiasakan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Kelebihan metode diskusi:
 a.   Merangsang kreativitas anak
 b.   Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain                                         
 c.   Memperluas wawasan keilmuan siswa
 d.   Membina musyawarah untuk mufakat

                                                                                                                              7
 Kekurangan metode diskusi:
                   a.   Pembicaraan kadang menyimpang
                   b.  Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
                   c.   Peserta mendapat informasi yang terbatas
                   d.  Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan
                        diri.
3.      Metode Demonstrasi
Metode  demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruannya. 
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008:210).

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000:22).

Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000:2) bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.


8

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan “ ( Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ).

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi menurut  adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung baik oleh guru atau sumber belajar lain  terhadap proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan secara lisan.
                    Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

 Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah:
                    a. Perencanaan
1.       Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan   dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir.
2.       Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
3.       Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
4.       Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah:
5.   Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik.
6.  Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap  peserta didik dapat melihat.
7.   Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.
8.      Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.



9
b.  Pelaksanaan
                  Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1.       Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.
2.       Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.
3.       Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran.
4.       Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik.
5.       Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut  tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
6.       Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis.

Kelebihan metode demontrasi:
a.   Dapat membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan konkret
b.   Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c.   Proses pengajaran lebih menarik
d.  Siswa dirancang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
Kekurangan metode demontrasi:
a.       Memerlukan keterampilan guru secara khusus                                                       
                                                                                                                                  
b.      Fasilitas, tempat dan biaya yang memadai tidak terlalu tersedia dengan baik      

c.       Memerlukan persiapan dan perencanaan yang cukup matang.



                                                                                                                                                       10


4.      Metode Sosiodrama
                  Metode sosiodrama adalah metode mengajar dengan mendramatisasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial.
Menurut Winkel (1993) sosiodrama merupakan dramatisasi dari berbagai persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan oran-orang lain, termasuk konflik yang sering dialami dalam pergaulan sosial.
Menurut Wiryaman (2000 : 1-27) bahwa metode sosiodrama merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukan kepada siswa tentang masalah-masalah , caranya dengan mempertunjukan kepada siswa masalah bimbingan hubungan sosial tersebut didramatisirkan oleh siswa dibawah pimpinan guru.
Menurut moreno sosiodrama adalah sekumpulan individu yang memiliki fokus tertentu yang bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan sosial dan trnasformasi konflik antarkelompok (Kellermann, 2007 : 1).
Djamarah (2000 : 200) berpendapat bahwa metode sosiodrama adalah cara mengajar yang memberikan kesempatan anak didik untuk melakukan kegiatanmemainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan  metode sosiodrama adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memerankan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat atau kejadian-kejadian sosial lainnya.



11
 Langkah-langkah penggunaan metode sosiodrama:
 a. Persiapan
1) Menentukan masalah pokok
    a) Persoalan pokok diambil dari situasi sosial yang didapat dan dikenal oleh siswa.

    b) Persoalan yang dipilih hendaknya bertahap.
    c) Guru pembimbing membuat tema, dan garis besar lakonnya yang akan diperankan.
2)  Pemilihan pemeran dapat dilakukan dengan menunjuk siswa yang kira-kira dapat
      mendramatisasi sesuai dengan maksud dan tujuan pelaksanaan sosiodrama.
3) Mempersiapkan pemeran dan penonton, dengan kata lain pemeran drama membuat
    perencanaan dalam pelaksanaan drama agar berjalan dengan baik, rapih, dan terencana.

b. Pelaksanaan
    Pemeran yang telah disiapkan, selama 30 menit kemudian dipersiapkan untuk
    mendramatisasikan menurut pendapat dan kreasi siswa.

c. Tindak lanjut
    Sosiodrama sebagai cara mengajar tidak berakhir pada pelaksanaan dramatisasi
    saja, melainkan hendaknya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, diskusi, kritik,
    dan analisis.

Kelebihan metode ini:

a.  Dengan teknik bermain peran siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran
     karena masalah sosial dirasakan akan sangat berguna bagi mereka.
b. Siswa lebih mudah memahami masalah-masalah sosial karena siswa mengalami
    sendiri, melalui bermain peran.
                   c. Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan
                       didramakan

12
d. Siswa terlatih untuk berinisiatif dan berkreasi
e. Bakat siswa dapat dipupuk
f.   Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina
g. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggungjawab
                        dengan sesamanya
h.Bahasa lisan siswa dapat dibina

Kelemahan metode ini:
1)  Bagi siswa yang memiliki sifat pemalu akan sulit untuk bisa perperan dengan  baik.
2)   Membutuhkan dana yang cukup dalam setiap kegiatan.
3)    Sebagia anak yang tidak ikut menjadi kurang kreatif
4)   Banyak memakan waktu
5)   Memerlukan tempat yang cukup luas
6)   Kelas lain terganggu oleh suara pemain dan penonton.
 Metode ini dipergunakan apabila;
a)   Ingin melatih anak-anak agar dapat menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat  sosial psikologis dan dapat bergaul serta memberi pemahaman terhadap orang lain.
b)   Ingin menerangkan suatu peristiwa didalamnya menyangkut orang banyak.     
5.      Metode Latihan
Metode latihan adalah suatu cara untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Prinsip menggunakan metode ini:
M. Basyiruddin Usman menyebutkan Metode Drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siagakan.
        13
Menurut Roestiyah NK, metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan dengan suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan latihan-latihan agar memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah di pelajari.

Sedangkan menurut Zakiyah Darajat dkk. Mengatakan bahwa, penggunaan istilah “latihan” sering disamakan dengan istilah : “ulangan” padahal maksudnya berbeda. Latihan dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya. Sedangkan ulangan adalah hanya sekedar untuk mengukur sudah sejauh mana ia menyerap pelajaran tersebut.

           Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan metode latihan adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan agar siswa dapat memiliki ketangkasan dan keterampilan lebih tinggi.

Langkah-langkah melaksakan metode latihan:                                                                    
a.   Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
b.   Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
c.   Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal esensial dan berguna.
Kelebihan metode latihan:
  a.   Dapat memperoleh kecakapan motorik
b.   Dapat memperoleh kecakapan mental
c.       Dapat membentuk kebiasaan dan menambahkan ketepatan dan kecepatan.
Kekurangan metode latihan:
 a.  Menghambat bakat dan inisiatif anak didik
b.   Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan

        14
c.     Latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan
 membosankan
                 


















        15
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Seorang guru dalam mengajar hendaknya memakai metode yang sesuai dengan kondisi siswanya, salah satunya adalah metode konvensional. Adapun macam-macam metode konvensional yaitu:
1.      Metode ceramah
2.      Metode diskusi
3.      Metode demontrasi
4.      Metode sosiodrama
5.      Metode latihan
Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan seperti yang telah kami jelaskan di atas.
                                                                                                                                               








16

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi dan metode pembelajaran. Pekalongan: Stain Pekalongan Press
Nata, Abuddin. 2011. Perspektif  Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Rostiyah. 1989. Dikdatik Metodik. Jakarta:Bina Aksara
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta: Quantum Teaching.
Sukardi, Ujang Dkk. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustaka.
Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
http://www.goegle.co.id,http://iyasphunkalfreth.blogspot.com / 2010 / 06 / perbandingan metode pembelajaran. htlm. Diakses pukul  21.51 WIB. Hari senin tanggal 04 April 2016
Diakses pukul  21.51 WIB. Hari senin tanggal 04 April 2016

http://www.google.co.id.http//warpalah edukasi. Kompasiana.com/2009/12/20.
Diakses pukul  21.51 WIB. Hari senin tanggal 04 April 2016






























Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses ( Roestiyah N. K 2001 : 83 ). Menurut Udin S. Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu “. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) : “Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran “.
Adapun menurut Roestiyah (2008 : 90) sosiodrama adalah mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia.

Menurut kamus besar bahasa indonesia, bahwa sosiodrama adalah drama yang bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat tentang masalah sosial dan politik (1988 : 855).
Dari berbagai penjelasan tentang sosiodrama diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sosiodrama adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang terjadi dalam konteks hubungan sosial dengan cara mendramakan masalah-masalah tersebut melalui sebuah drama.
Pada metode sosiodrama menuntut kualitas tertentu pada siswa, yaitu siswa diharapkan mampu menghayati tokoh-tokoh atau posisi yang dikehendaki. Keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan, dan identifikasi diri terhadap nilai berkembangnya (Hasan, 1996 : 266)




Tidak ada komentar:

zakifahrizal. Diberdayakan oleh Blogger.