Ads Top

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Penulisan
Saat ini masih banyak guru yang mengunakan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar dan sistem pembelajaran saat ini masih bersifat guru sentries tidak siswa sentris. Saat itu bukan saatnya siswa hanya menerima informasi saja dari guru tetapi siswa harus diberi kesempatan yang seluas luasnya untuk menggali dan menemukan sendiri fakta-fakta dan bukti bukti sehingga siswa lebih paham tentang apa yang sedang dipelajari.
Salah satu yang dapat dilakukan yang dapat menarik minat siswa dan memancing siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan menerapkan pembelajaran di luar kelas. Hingga saat ini, tidak banyak sekolah yang menerapkan sistem belajar di luar kelas. umumnya mereka masih menggunakan metode dengan mengajar di dalam kelas. 
Mengajar di luar kelas bisa kita pahami sebagai suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas belajar-mengajar berlangsung di luar kelas atau di alam bebas. Metode mengajar di luar kelas merupakan upaya mengajak lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya, yaitu alam dan masyarakat (Vera, 2012). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis menyusun makalah yang berjudul “Pembelajaran di  Luar Kelas (outdoor study)”.

1.2         Rumusan Penulisan
1)   Apa yang dimaksud dengan pembelajaran di luar kelas (outdoor study)?
2)   Aapa saja tahap-tahap proses pembelajaran di luar kelas (outdoor study)?
3)   Adakah manfaat dan kelemahan proses pembelajaran di luar kelas (outdoor study)?

1.3         Tujuan Penulisan
1)    Mengetahui pengertian pembelajaran di luar kelas (outdoor study).
2)    Mengetahui tahap-tahap proses pembelajaran di luar kelas (outdoor study).
3)    Mengetahui manfaat dan kelemahan proses pembelajaran di luar kelas (outdoor study).



BAB II
PEMBAHASAN

Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pembelajaran tidak hanya bisa dilaksanakan di dalam kelas tetapi semestinya juga bisa berlangsung di luar kelas.  Proses pembelajaran seperti ini akan dapat mengembangkan dan membangun suasana belajar yang menyenangkan dan menantang serta memotivasi dimana siswa tidak hanya berinteraksi dengan satu sumber belajar saja tetapi bisa belajar dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan ke tempat yang dikunjungi. Mengadakan kegiatan studi banding mengunjungi  obyek lain di luar sekolah merupakan hal yang sangat tepat mewujudkan hal itu sehingga harapan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas akan bisa tercapai dengan maksimal.
    Kegiatan pembelajaran di luar kelas  ini bertujuan untuk mengembangkan multi kecakapan siswa sekaligus memperluas wawasan siswa tentang obyek  pembelajaran.

1.             Pengertian Pembelajaran di luar Kelas (Outdoor Study)
Proses pembelajaran untuk siswa harus benar-benar menyenangkan, sehingga siswa betah untuk belajar. Suasana pembelajaran diciptakan agar tidak ada penekanan psikologis bagi kedua belah pihak, guru dan siswa. Pembelajaran di luar kelas (outdoor study)merupakan salah satu upaya terciptanya pembelajaran, terhindar dari kejenuhan, kebosanan, dan persepsi belajar hanya dalam kelas.
Irawan (Ginting, 2005:37) menyengatakan bahwa pendekatan pembelajaran di luar kelas (outdoor study) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran berbagai permainan sebagai mendia transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran di luar kelas menggunakan beberapa metode seperti penugasan, tanya jawab, dan belajar sambil melakukan atau mempraktekkan dengan situasi belajar sambil bermain.
Pembelajaran di luar kelas (outdoor study) merupakan pembelajaran yang dilakukan di luar ruang kelas atau di luar gedung sekolah, atau berada di alam bebas, seperti: bermain di lingkungan sekitar sekolah, di taman, atau di perkampungan masyarakat sekitar sehingga diperoleh pengetahuan dan nilai-nilai yang berkaitan dengan aktivitas hasil belajar terhadap materi yang disampaikan di luar kelas.
Pendekatan pembelajaran di luar kelas (outdoor study) adalah pendekatan yang dilakukan guru, dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan yang digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai fasilitator, artinya guru memfasilitasi  agar siswa belajar melalui pengalaman yang mereka peroleh.
Pembelajaran di luar kelas (outdoor study) ini adalah sebagai pendekatan pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman lawan kata pada siswa. Karena dengan pembelajaran di luar kelas (outdoor study) siswa dapat merasakan pengalaman langsung melalui pengalaman sendiri di luar kelas terhadap suatu obyek di lingkungan untuk meningkatkan pemahaman anak tersebut.
Melalui sudut pandang kependidikan, aktivitas pendidikan yang dilakukan di luar lingkungan sekolah, setidaknya memuat tiga konsep utama, yaitu konsep proses belajar, aktivitas luar kelas dan lingkungan. Konsep proses belajar melalui aktivitas luar kelas (outdoor study) adalah proses belajar interdisipliner melalui satu seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas.
Pendekatan ini secara sadar mengeksploitir potensi latar alamiah untuk memberi kontribusi terhadap perkembangan fisik dan mental. Dengan meningkatkan kesadaran terhadap hubungan timbal balik dengan lingkungan, program dapat mengubah sikap dan perilaku terhadap lingkungan yang mereka peroleh melalui pengalaman langsung di luar kelas.
Kedua yaitu konsep aktivitas luar kelas merupakan suatu pendekatan dengan menggunakan kehidupan di luar ruangan yang memberikan banyak kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan menguasai berbagai bentuk keterampilan dasar, sikap dan apresiasi terhadap berbagai hal yang terdapat di luar kelas.
Bentuk-bentuk kegiatan luar kelas dapat berupa: menjelajah atau mengamati lingkungan sekitar sekolah, mempelajari sesuatu yang mereka peroleh melalui benda-benda yang ada di sekitar lingkungan dimana kita tinggal dan lain sebagainya.
Konsep lingkungan yang merujuk pada eksplorasi ekologi sebagai andalan mahluk hidup yang saling tergantung antara yang satu dengan yang lain. Pentingnya lingkungan tidak hanya dijadikan sebagai tempat belajar melainkan lingkungan juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang mereka peroleh dari lingkungan tersebut, melalui pengalaman langsung di luar kelas proses pembelajaran tidak hanya di lakukan di dalam kelas melainkan lingkungan di luar kelas yang dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada suatu materi pembelajaran.
Apa yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan program pendidikan luar ruang adalah kompleksitas interaksi antara individu (I), lingkungan/environment (E), aktivitas (A), program belajar (P), kelompok/group (G), instruktur/fasilitator (F), dan budaya/culture (C) setempat.

2.             Tahap-tahap Proses Pembelajaran di Luar Kelas
Agar penyampaian materi mencapai tujuan yang diinginkan, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan. Setiap tahap memiliki fungsi dan tujuan berbeda. Secara umum, tahapan tersebut adalah:
a.      Ice Breaking
Umumnya, di awal suatu kegiatan, peserta seringkali masih merasa malu, ragu, maupun takut, terutama jika antar saling peserta belum saling mengenal. Permainan yang bersifat pemecah kebekuan (ice breaking) ini memegang peranan penting untuk bisa merangsang rasa ingin tahu dan membangun konsentrasi peserta karena kegiatan ini berfungsi sebagai sarana perkenalan antar peserta maupun fasilitator, membangkitkan semangat dari para peserta, maupun untuk meminimalkan kepasifan dari para peserta.
b.      Materi/Antusiasme
Materi dan antusiasme, merupakan pokok dan tujuan sebuah permainan itu dilalakukan. Umumnya permainan ini menimbulkan keingin tahuan peserta dari sebuah permainan tersebut. Atau sebuah permainan untuk memberikan pengetahuan tentang alam kepada peserta, melalui permainan.
Misalnya pengetahuan tentang jaring-jaring kehidupan. Mahluk hidup di alam saling tergantung satu sama lain. Apabila salah satu terputus, makan kehidupan mereka di alam akan terganggu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan permainan yang mudah dihayati oleh peserta. Masih bayak contoh permainan lainnya.

c.       Evaluasi
Evaluasi ini dapat dilakukan dengan sebuah permainan juga. Misalnya membuat puisi, cerita, lukisan dsb. Hal ini dapat menjadi kenangan pengunjung setelah meninggalkan lokasi pendidikan.
d.      Sharing
Tukar pengalaman setelah kunjungan lapangan sangat penting artinya dalam sebuah pendidikan konservasi alam. Tidak semua pengunjung mengetahui atau menemui sesuatu yang dianggap menarik bagi mereka. Ada yang suka serangga, tapi ada pula yang suka dengan tumbuhan dsb. Untuk itu tukar pengalaman setelah kembali dari lapangan, tukar pengalaman ini diharapkan dapat menambah wawasan peserta atau pengetahuan tentang kehidupan di alam.

Pembelajaran (outdoor study) dapat dilakukan kapanpun sesuai dengan rancangan program yanhg dibuat oleh guru. Pembelajaran (outdoor study)dapat dilakukan waktu 3 pembelajaran normal, sebelum kegiatan pembelajaran di sekolah atau sesudahnya, dan saat-saat liburan sekolah.
Berbagai lokasi dapat digunakan untuk pembelajaran outdoor antara lain:
a.       Lingkungan di dalam sekolah
Lingkungan di dalam sekolah merupakan tempat yang kaya akan sumber belajar, menawarkan peluang belajar secara formal dan informal. Selain itu, berbagai aktivitas sehari-hari di sekolah merupakan sumber belajar yang baik.
b.      Lingkungan di luar sekolah
Lingkungan di sekitar sekolah menawarkan peluang untuk dijadikan sumber belajar. Lingkungan sekitar memperkaya kurikulum. Berbagai lingkungan yang dapat digunakan untuk sumber belajar antara lain persawahan, taman, kebun binatang, museum, kerja proyek, dsb.
Secara umum pembelajaran outdoor untuk siswa-siswa SD, SMP, dan SMA dapat dibedakan dalam 3 tipe yaitu:
a.       Studi lapangan atau kunjungan lapangan
b.      Pendidikan menjelajah lingkungan.
c.       Sekolah proyek komunitas.


3.             Manfaat dan Kelemahan Outdoor Study
   1) Manfaat Model Pembelajaran (Outdoor Study)
Model pembelajaran (outdoor study) bisa diterapkan pada anak-anak usia sekolah dan orang dewasa sekaligus. Berikut manfaat model pembelajaran (outdoor study) menurut para ahli:
1.    Menurut suyadi (Husamah, 2013:25)  menyebutkan, bahwa manfaat pembelajaran luar kelas antara lain:
a.       Pikiran lebih jernih;
b.      Pembelajaran akan terasa menyenangkan;
c.       Pembelajaran lebih variatif;
d.      Belajar lebih rekreatif;
e.       Belajar lebih riil;
f.        Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas;
g.      Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas;
h.      Wahana belajar akan lebih luas;
i.        Kerja otak lebih rileks.
2.    Menurut Sudjana dan Rivai (Husamah, 2013:25) menjelaskan, banyak keuntungan yang dioeroleh dari kegiatan mempelajarai lingkungan dalam proses belajar, antara lain:
a.       Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk berja-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
b.      Hakekat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
c.       Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih factual sehinggakebenarannya akurat.
d.      Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonsrrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
e.       Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.
f.        Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan membentuk sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.
3.    Menurut Purwanti (Husamah, 2013:27), nilai plus dari (outdoor study) adalah sebagai berikut:
a.       Dapat merangsang keinginan siswa untuk mengikuti materi pelajaran guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.
b.      Dapat digunakan sebagai media alternatif bagi guru dalam mengembangkan metode mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia.
c.       Model pembelajaran outdoor study memberikan alternatif cara pembelajaran dengan membangun makna atau dengan melibatkan lebih banyak indera penglihatan, indera pendengaran, indera perabaan, indera penciuman pada siswa dan memberikan pengalaman yang lebih berkesan, karena siswa mengalami sendiri tentang materi pelajaran.

  2)  Kekurangan Model Pembelajaran (Outdoor Study)
Menurut Sudjana dan Rivai (Husamah, 2013:31), beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran (outdoor study) berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, antara lain:
a)             Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan ada waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main.
b)             Ada kesan guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.
c)             Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas.
Banyak hal yang perlu dipikirkan oleh guru. Salah satunya adalah belajar di luar ruangan akan menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak orang yang datang untuk menyaksikan. Pusat perhatian siswa akan langsung tertuju kemana-mana karena posisi belajar mereka di tempat terbuka. Oleh karena itu, sebagai guru yang cerdas, diperlukan kiat-kiat tertentu untuk mengatasi kelemahan model pembelajaran (outdoor study).


BAB III
KESIMPULAN

Melalui sudut pandang kependidikan, aktivitas pendidikan yang dilakukan di luar lingkungan sekolah, setidaknya memuat tiga konsep utama, yaitu konsep proses belajar, aktivitas luar kelas dan lingkungan. Konsep proses belajar melalui aktivitas luar kelas (outdoor study) adalah proses belajar interdisipliner melalui satu seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas. Metode mengajar di luar kelas merupakan upaya mengajak lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya, yaitu alam dan masyarakat.
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam proses pembelajaran di luar kelas. Setiap tahap memiliki fungsi dan tujuan berbeda. Secara umum, tahapan tersebut adalah:
a.      Ice Breaking
b.      Materi/Antusiasme
c.       Evaluasi
d.      Sharing
Ada hal yang sangat urgen ketika sorang pendidik mengajar di luar kelas. Yang mana hal ini harus diperhatikan oleh pendidik. Di antaranya yang perlu diperhatikan bahwa pendidik ketika mengajar di luar kelas harus mampu menjadi fasilitator, teman belajar, pelatih, dan yang sangat urgen menjadi motivator.




DAFTAR PUSTAKA




https://id.wikipedia.org/wiki/outdoor_study diakses 20 Mei 2016 pukul 13.00

Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kleas Outdoor Learning. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Vera, Adelia. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (outdoor study). 2012. Jakarta: Diva Press.




Kegiatan Outdoor Study yang pernah dilaksanakan oleh siswa SD Islam Al Mujahidin antara lain :

1.     Di Kolam Renang Griya Kanguru Gumilir, Cilacap Utara. Sebagai ajang latihan dan pengembangan kemampuan renang anak didik.
2.     BMT Al Mujahidin Gumilir, Cilacap Utara, pengenalan transaksi finansial kepada anak didik.
3.     Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Cilacap. Pengenalan berbagai sumber referensi bagi anak didik.



Tidak ada komentar:

zakifahrizal. Diberdayakan oleh Blogger.