AKTUALISASI PERAN PEREMPUAN INDONESIA ZAMAN NOW
OLEH
ZAKI FAHRIZAL
Meski 21 April masih
cukup lama, namun gaung penyambutannya mulai terasa. Saat ini penanggalan
masehi sudah memasuki pekan kedua bulan Maret. Bulan Maret merupakan bulannya
para perempuan. Mengapa bulan Maret menjadi bulannya perempuan? Di bulan Maret
ada dua peritiwa peringatan penting berkaitan dengan perempuan. Tanggal 8 Maret
merupakan peringatan Hari Perempuan Internasional, kemudian tanggal 9 Maret
merupakan peringatan Hari Perempuan Indonesia. Hari Perempuan Internasional
adalah simbol perjuangan yang dilalui semua perempuan di seluruh dunia untuk
memperoleh kesetaraan dan hak serta sebagai pengingat bahwa jalan masih
panjang. Indonesia yang mayoritas menganut adat patrilineal dirasa sangat sulit
untuk memajukan peran perempuan dalam segala aspek. Perempuan yang bekerja
dirasa masih tabu di masyarakat Indonesia.
Allah SWT menciptakan
Adam dari saripati tanah kemudian dimasukkannya ruh pada diri Adam. Adam
menjadi manusia. Dari tulang rusuk Adam-lah perempuan bernama Hawa diciptakan.
Porses penciptaan keduanya tidak hanya kebetulan dan sia-sia. Allah SWT perancang terbaik maka tidak akan ada suatu
hal yang sia-sia. Adam dan Hawa lalu membangun peradaban manusia. Dari generasi
ke generasi sampai sekarang ini ada warga negara.
Dunia Internasional dan
negara Indonesia mengakui keberadaan perempuan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam pembangunan suatu negara. Ada pepatah yang mengatakan bahwa
perempuan itu tiang negara. Jika perempuan itu baik maka akan baik pula
negaranya dan jika perempuan itu rusak maka akan rusak pula negaranya. Berdasarkan
pepatah tersebut, jelaslah bahwa peran dan fungsi perempuan begitu vital.
Ternyata banyak hal yang dapat dilakukan oleh perempuan sehingga menjadi
penentu baik tidaknya negara.
Persoalannya sekarang,
banyak orang yang menganggap perempuan itu lemah. Perempuan dianggap sebagai
pelengkap saja pada posisi-posisi tertentu. Sebagai contoh, perempuan di desa
banyak yang menjadi pelengkap rumah tangga saja. Perempuan di desa cukup
menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya. Pekerjaannya pun mengurusi dapur,
sumur, dan kasur. Dari segi pendidikan, perempuan di desa banyak yang tidak
tamat sekolah menengah. Pendidikan tampaknya bukan hal yang penting, karena
pekerjaannya cukup mengurus rumah, anak, dan suami. Bahkan jika ingin bekerja
pun paling bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Pascareformasi, Indonesia
pernah menujukkan kepada dunia dengan memiliki presiden perempuan. Megawati
Sokearno Putri namanya. Beliau merupakan wanita pertama Indonesia yang pernah
menjadi presiden. Putri dari presiden Soekarno ini sebelumnya menjabat wakil
presiden, tetapi karena saat itu presiden Abdurrahman Wahid lengser maka wakil
presiden Megawati maju menjadi presiden. Beberapa perempuan Indonesia juga
pernah menduduki posisi strategis di eksekutif dan di legislatif. Menteri
Keuangan Sri Mulyani sudah menunjukkan kepada dunia, bahkan yang terbaru Sri
Mulyani dinobatkan sebagai Best Minister
in the World Award atau Penghargaan Menteri Terbaik di Dunia dalam acara World Government Summit di Dubai, Uni
Emirat Arab. Predikat Menteri Terbaik merupakan penghargaan global yang
diberikan kepada satu orang menteri dari seluruh negara di dunia setiap
tahunnya. Membanggakan perempuan Indonesia, bukan?
Gubernur Banten dua
periode Hj. Ratu Atut Chosiyah dan Tri Risma Harini Walikota Surabaya juga
mewakili perempuan Indonesia di bidang eksekutif. Masih banyak perempuan
Indonesia yang menduduki dan menjabat di posisi-posisi strategis. Bahkan saat
ini, perempuan Indonesia banyak yang menjadi wanita karier. Posisi pekerjaan
laki-laki saat ini mulai digantikan oleh perempuan. Coba lihat di SPBU pada
pagi sampai sore hari, sekarang petugas pengisian rata-rata adalah perempuan.
hal ini membuktikan, peran dan fungsi perempuan mulai diterima oleh beberapa
kalangan. Arus globalisasi dan berkembangnya teknologi informasi juga
dimanfaatkan sebagian perempuan Indonesia untuk menambah pendapatan kebutuhan
dapur. Bermodalkan gawai di tangan, perempuan Indonesia menjajakan barang
dagang/jasa di media sosial atau toko online.
Perempuan Indonesia saat
ini harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Perempuan Indonesia harus
ikut serta membangun negara Indonesia. Perempuan Indonesia harus terus
melanjutkan perjuangan Dewi Sartika dan R.A. Kartini. Bahwa perempuan Indonesia
juga berhak mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki. Kesempatan dalam
hal mendapatkan pendidikan, mendapatkan pekerjaan yang layak, mendapatkan
kesejarahteraan dan lain sebagainnya.
Dengan demikian,
pemerintah Indonesia harus memaksimalkan kembali peran dan fungsi perempuan
terutama perempuan yang ada di desa. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan,
pemerintah dapat memberdayakan perempuan Indonesia sesuai dengan minat dan
bakatnya. Jika ada masalah dalam pendidikan perempuan di desa, pemerintah dapat
membuat program Keaksaraan Fungsional (KF) bekerja sama dengan PKBM atau
kelompok masyarakat lain. Ditingkat keluarahan, peran Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang dibina Ibu Lurah juga harus lebih
dimaksimalkan lagi. Buatlah program sesuai kebutuhan perempuan, seperti:
keterampilan menjahit, keterampilan merias wajah, keterampilan membuat
kerajinan dari bahan tidak terpakai, dan keterampilan lain yang sifatnya
produktif.
Perempuan Indonesia juga
harus berani mengatakan tidak pada kekerasan yang mengancam jiwanya. Perempuan
Indonesia juga harus berani berbicara jika terjadi pelecehan seksual yang
dilakukan terhadapnya. Siapa bilang kerjaan seorang perempuan hanya berputar di
dapur, sumur dan kasur, ternyata perempuan juga bisa menjadi direktur atau
gubernur. (*)
*Dimuat dalam Harian
Banten Pos edisi Selasa 13 Maret 2018
Tidak ada komentar: