EKSISTENSI BANGSA KIAN TERANCAM
EKSISTENSI BANGSA KIAN TERANCAM
Oleh ZAKI FAHRIZAL
Beberapa pekan belakangan Indonesia dihajar oleh berita-berita seputar narkoba. Media massa ramai-ramai memberitakan nama-nama yang terlibat dalam praktik pengguna maupun pengedar narkoba. Kasus penangkapan atas kejahatan narkoba terjadi di Kota Serang, ibu tiga anak nekat menjual sabu seberat 4,11 gram. Pelaku yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga menjual sabu karena terhimpit kebutuhan ekonomi guna menghidupi ketiga anak yang masih di bawah umur.
Dua pekan empat nama artis nasional digelondong ke jeruji besi atas benda haram bernama narkoba itu. Keempat artis yang terjerat narkoba tersebut yakni Fachri Albar, Roro Fitria, Putri pedangdut Elvy Sukaeshih (Dhawiya Zaida), dan yang terbaru aktor Rizal Djibran. Sebelumnya ada beberapa artis yang ditangkap dalam kasus narkoba, seperti Pretty Asmara, Jennifer Dunn, dan lain-lain. Bahkan Jennifer Dunn tercatat sudah tiga kali ditangkap polisi terkait kasus yang sama. Kasus narkoba yang melanda artis mrupakan kasus yang tanpa sebab, pasti ada sebab. Narkoba di kalangan artis dapat disebut sebagai primadona tatkala seorang artis lelah/prustasi atas dunia kerja. Selain itu, seorang artis tatkala mengkonsumi narkoba dimungkinkan akan menambah produktivitas dan rasa percaya diri yang dia miliki. Jadi wajar jika dunia panggung layar perak akrab dengan narkoba.
Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali menangkap kapal berbendera Taiwan. Kapal itu membawa 1,6 ton narkoba jenis sabu. Jumlah yang luar biasa banyak, bukan? Jika diasumsikan dengan satu gram dikonsumsi lima orang, maka ada 8,4 juta jiwa rakyat Indonesia yang akan mengkonsumsi. Berkat tim Badan Narkotika Nasional (BNN), 8,4 juta jiwa rakyat Indonesia terhindar dari barang haram tersebut. Kemudian, Jumat (24/2/2018) kapal Win Long BH12998 ditangkap di Perairan Karimun, perbatasan dengan Singapura. Kapal berbendera Taiwan tersebut diduga mengangkut sabu yang cukup banyak, yakni mencapai tiga ton. Namun keberadaan sabu di kapal tersebut masih dalam pencarian. Dalam beberapa hari kapal Taiwan masuk ke perairan Indonesia mengangkut hitungan ton sabu. Itu yang baru diketahui, bagaimana dengan yang lolos dan masuk ke Indonesia tanpa diketahui?
Sebenarnya, narkoba merupakan jenis obat-obatan yang biasanya dipakai dokter untuk membius pasien saat akan dilakukan operasi atau obat-obatan yang digunakan untuk proses penyembuhan penyakit tertentu, akan tetapi beberapa kalangan menggunakan obat-obatan tersebut dengan tujuan yang tidak baik, sehingga menimbulkan efek bahwa obat-obatan yang digunakan untuk medis tersebut menjadi obat-obatan yang terlarang. Jenis Narkoba yang sering disalahgunakan yakni sabu, ganja, ekstasi, morfin, heroin (putauw) dan obat-obat penenang lainnya.
Generasi muda Indonesia merupakan modal bagi Indonesia agar Indonesia tetap eksis dan berdiri menjadi negara berdaulat. Namun, jika generasi muda Indonesia sudah diracuni narkoba sejak dini maka jangan berharap jika negara Indonesia akan tetap eksis dan berdiri menjadi negara yang berdaulat. Generasi muda Indonesia merupakan generasi penerus bangsa. Generasi muda Indonesia harus diselamatkan dari barang haram berupa narkoba.
Kejadian-kejadian di ats merupakan peringatan bagi pemerintah Indonesia guna lebih serius lagi dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba di bumi pertiwi. Narkoba harus di berantas sampai ke akar-akarnya jangan sampai ada yang tersisa.
Bayangkan, peredaran narkoba juga terjadi di lembaga pemasyarakatan (Lapas) yang notabene merupakan rumah tahanan yang di awasi oleh sipir. Mengapa narkoba beredar luas dan tumbuh subur di Lapas? Budi Waseso menyebut maraknya narkoba di Indonesia tidak terlepas adanya oknum-oknum dari berbagai lembaga yang terlibat dan sudah menjadi incaran melancarkan bisnis narkoba dari jaringan yang beroperasi di Indonesia.
Langkah BNN menggandeng TNI - POLRI Bea Cukai dan BIN dalam mengantisipasi peredaran, pengungkapan dan penindakan terhadap pengguna, pengedar serta pemasok narkoba yang makin marak di Indonesia, perlu mendapatkan dukungan seluruh elemen masyarakat Indonesia dengan peran serta sekecil apapun melalui penyampaian informasi indikasi masuknya narkoba ke negara ini. Selain itu, peran orangtua di rumah, peran sekolah, dan peran tokoh agama juga diperlukan dalam membina dan mendidik generasi muda Indonesia agar menjauhi narkoba. Sudah saatnya, semua elemen dalam negara Indonesia bekerja bersama dan sama-sama bekerja agar tidak ada lagi korban jiwa karena narkoba. (*)
*Dimuat dalam Kolom Opini Poros Mahasiswa Koran Sindo, Kamis 1 Maret 2018
Tidak ada komentar: