Ads Top

DUNIA DALAM PIALA DUNIA


Dunia dalam Piala Dunia
Oleh Zaki Fahrizal


Gelaran Piala Dunia sudah berlangsung hampir tiga pekan. Fase penyisihan masing masing grup sudah selesai dan fase knock out babak enam belas besar pun sudah selesai. Drama dan kejutan selama tiga pekan Piala Dunia menjadi topik diskusi di beberapa tempat. Sepak bola memang begitu memesona. Sepak bola mampu menyihir antusiasme warga dunia khususnya Indonesia. Para pengamat sepak bola naik daun mengalahkan pengamat politik pasca-Pilkada serentak. Sosok presenter baru pun tidak ketinggalan eksis sepanjang hari di beberapa stasiun tivi swasta. Balutan Piala Dunia memesona dan menggoda.
Dari sekian banyak drama di piala dunia tahun ini, saya begitu tertarik dengan kandasnya beberapa tim unggulan. Tim unggulan seperti kehabisan tenaga atau sudah bosan berlaga ya? Mereka pada jera melawan tim baru yang pengalamannya di bawah tim unggulan. Tim unggulan seperti Jerman, Argentina, Portugal, dan Spanyol nyatanya harus mudik terlebih dahulu sebelum mengangkat piala atau minimalnya masuk perempat final. Memang sepak bola tidak dapat ditebak ke depannya seperti apa. Pepatah bola mengatakan bahwa "Bola itu bulat". Maksudnya, dalam pertandingan sepak bola terkadang tim yang secara statistik menguasai jalannya permainan malah kalah. Namun juga tidak jarang, tim besar selalu menang. 
Selain pepatah bola itu bulat, ada juga pepatah yang digunakan dalam sepak bola yakni sejarah selalu terulang. Para komentator sebelum pertandingan sibuk mengulas data-data lampau suatu tim kemudian mengaitkan  dengan pertandingan yang akan berlangsung. Setiap orang memang berhak beropini dan berargumentasi apalagi tentang bola. 
Kaitannya dengan prediksi yang dilakukan, sebenarnya tidak hanya dapat dilakukan oleh pengamat/komentator sepak bola. Pada beberapa Piala Dunia sebelumnya, ada beberapa hewan ikut memprediksi atau lebih tepatnya meramal siapa yang akan menang dan menjadi juara. Hewan-hewan tersebut di antaranya yakni Paul Si Gurita. Paul pertama kali terkenal berkat empat tebakan benar dari enam pertandingan Jerman di Piala Eropa 2008. Setelahnya, tebakan Paul selalu tepat di enam laga Jerman selama Piala Dunia 2010, dan final antara Belanda lawan Spanyol. Tidak hanya Paul Si Gurita yang terkenal memprediksi, hewan-hewan lain seperti beruang, anjing, kucing  dan gajah juga pernah ikut memprediksi atau lebih tepatnya dipaksa memprediksi hasil pertandingan Piala Dunia. Itulah hebatnya sepak bola pada Piala Dunia. Jika hewan-hewan itu masih hidup, saya akan tanya kapankah Indonesia masuk Piala Dunia? hehe. Sepak bola pada Piala Dunia tidak hanya berkisar pada pemain dan official di lapangan namun ada beberapa pihak di luar lapangan yang ikut meramaikan juga.
Apabila kita menengok ke Piala Dunia 2014 di Brazil, para wasit sudah menggunakan Artificial Intelligence (AI) demi menunjang profesinya di lapangan. Piala dunia tahun 2018 di Rusia juga untuk pertama kalinya menggunakan asisten wasit berupa Video Assisted Referees (VAR). VAR merupakan sebuah perubahan baru bagi sepak bola. Intinya, VAR bisa memberitahu wasit apabila terdapat kesalahan atau insiden yang terlewatkan, bahkan memberikan bantuan. Penggunaan VAR ditanggapi beragam oleh masyarakat pecinta sepak bola dunia. Beberapa pihak pro mendukung penggunaan VAR, mereka beralasan penggunaan VAR memudahkan wasit dalam mengambil keputusan. Selain memudahkan wasit dalam mengambil keputusan, penggunaan VAR juga dirasa akan lebih objektif apabila terjadi pelanggaran/gol/offiside di lapangan. 
Mereka selaku pihak pro juga menguatkan bahwa penggunaan VAR memang keniscayaan terlebih kita hidup di abad modern yang sudah memasuki Revolusi Industri 4.0 di mana teknologi dan kecerdasaran artifisial semakin maju. Dengan penggunaan VAR di piala dunia 2018 sudah terlihat hasilnya yakni banyaknya handball dan pelanggaran yang dihadiahi tendangan pinalti. Sedangkan bagi pihak kontra, penggunaan VAR dirasa menghilangkan dramatisasi sepak bola di lapangan. Sepak bola seperti sudah kehilangan gairah akibat diambil alih teknologi. Pihak kontra ini didominasi oleh pihak konservatif yang menginginkan sepak bola seperti sediakala. 
Meskipun banyaknya polemik dan kontroversi, di sisa pertandingan Piala Dunia 2018 Rusia, saya selaku penikmat sepak bola tetap akan menonton dan mengikuti jalannya pertandingan sepak bola akbar empat tahunan itu. Meski megabintang Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sudah mudik dari Rusia ke negara asalnya, tetap akan menyajikan kejutan dan drama yang mewarnai Piala Dunia. Besar harapan akan lahirnya juara baru yang mendehegemoni tim berbintang lima, tiga, dua atau satu. (*)

*Dimuat dalan kolom Wacana Publik Radar Banten edisi Kamis 5 Juli 2018.

Tidak ada komentar:

zakifahrizal. Diberdayakan oleh Blogger.